Natal yang Mengubahkan Hidup
Saya masih ingat betul beberapa waktu yang lalu, saat Lady Gaga datang ke Jepang untuk mengadakan konser amal pasca gempa besar yang menyerang Jepang tahun 2011. Media-media cetak membuat halaman besar-besar dan meliputnya. Media elektronik pun sama, mereka membuat liputan khusus mengenai Lady Gaga. Beberapa pemuda-pemudi Jepang pun rela berdesak-desakan, menunggu dengan harap-harap cemas Lady Gaga di Narita Airport. Beberapa orang penting dan artis tenar memang selalu menggugah orang-orang untuk datang dan melihatnya. Kedatangannya ditunggu-tunggu, kehadirannya disambut begitu meriah.
Tapi Yesus berbeda. Sangat berbeda. Tidak ada lampu-lampu sorot menyinari kedatangan-Nya. Tidak ada keramaian kerabat dan orang-orang banyak. Tidak ada lagu-lagu merdu nian menyambut kelahiran-Nya. Yesus memilih cara yang berbeda saat Dia menjadi daging dan lahir di dalam dunia. Seperti yang ditulis oleh Philip Yancey dalam bukunya “The Jesus I Never Knew“.
“…God’s visit to earth took place in an animal shelter with no attendants present and nowhere to lay the newborn King but a feed trough. Indeed, the event that divided history, and even our calendars, into two parts may have had more animal than human witnesses. A mule could have stepped on him. How silently, how silently, the wondrous gift is given.”
Kedatangan Allah di dunia mengambil tempat di kandang hina, dimana tidak ada tempat untuk menaruh bayi Yesus kecuali hanya palungan, tempat makan hewan-hewan. Tidak ada juga yang datang mengunjungi. Suatu peristiwa yang membagi sejarah manusia menjadi dua bagian memiliki saksi hewan yang jumlahnya lebih banyak daripada saksi manusia. Sungguh natal yang sunyi.
Natal yang Mengubahkan Hidup
Natal pertama jauh dari hingar-bingar. Jauh dari kelap-kelip lampu natal, hanya kandang hewan yang kelam dan gelap. Jauh dari keramaian dan keriuhan lagu-lagu natal, mungkin hanya suara hewan yang terdengar. Jauh dari hadiah-hadiah menawan, hanya makanan hewan di sana. Tidak ada pemimpin bangsa Israel yang datang menjenguk Mesias yang telah dinanti-nanti. Tidak ada Ahli-Ahli Taurat dan Imam-Imam yang menjenguk Mesias setelah 400 tahun lebih Allah berhenti berfirman. Dunia begitu sunyi. Firman Allah tidak terdengar lagi pekikannya. Perintah Allah tidak lagi dibacakan. Ketetapan Allah telah dilupakan.
Tapi Allah tidak diam saja. Allah memberitakan kabar baik sukacita kepada seluruh bangsa melalui Natal pertama. Tapi Allah tidak berfirman dalam Bait Allah. Tidak juga dalam istana raja. Berita sukacita natal pertama justru disampaikan kepada para gembala.
Mengapa para gembala? Ada baiknya kita memahami konteks bangsa Israel pada jaman itu. Pada saat kelahiran Yesus, gembala adalah kaum miskin, dan kaum yang paling rendah statusnya. Mereka dianggap sama sekali tidak berharga dan tidak layak untuk datang dan beribadah di Bait Allah.
Kini kita dapat memahami mengapa para gembala begitu bersukacita ketika kabar baik disampaikan. Orang-orang yang terbuang dari masyarakat menerima kabar sukacita akan kedatangan Mesias, Juruselamat. Juruselamat yang mereka nanti-nantikan sekian lama akhirnya datang juga! Juruselamat yang membebaskan mereka dari segala ketakutan. Juruselamat yang mengenyahkan setiap musuh-musuh yang menyerang. Juruselamat yang memerintah dengan adil seluruh rakyat. Juruselamat yang menghapuskan segala aib mereka di mata masyarakat. Juruselamat yang menyelamatkan seluruh umat manusia.
Kekosongan hati, rasa malu karena tertolak, ketakutan, dan kecemasan para gembala hilang sekejap setelah mendengar kabar sukacita itu. Semuanya berganti jadi rasa riang dan sukacita. Hidup mereka diubahkan saat itu juga. Berita sukacita natal mengubahkan hidup mereka.
Tidak hanya para gembala saat natal pertama saja. Kabar sukacita yang mengubahkan hidup bahkan masih bergema hingga saat ini. Kekosongan hati diisi dengan sukacita melimpah. Rasa malu dan penyesalan dihapuskan dan diganti dengan rasa bangga dan harapan baru. Ketakutan dan kecemasan pun dilenyapkan. Sungguh, berita sukacita itu membawa sukacita besar bagi semua orang yang mendengarnya.
Sudahkah teman-teman mendengar kabar sukacita kelahiran Yesus? Kabar Sukacita Natal yang mengubahkan hidup?
Sumber gambar : berita pada para gembala, para gembala sujud menyembah