Nyanyian Pujian Maria
Nyanyian Pujian Maria terdapat di bagian tengah pasal pertama Lukas 1. Penulis surat Lukas dengan apik menyusun isi surat Lukas khususnya pasal yang pertama. Mulai dari pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis, pemberitahuan tentang kelahiran Yesus, pertemuan Maria dan Elisabet, Nyanyian pujian Maria, Kelahiran Yohanes Pembaptis, Nyanyian pujian Zakharia, dan ditutup dengan kelahiran Yesus di pasal 2.
Susunan dalam Lukas pasal-pasal awal ini sesungguhnya mengingatkan kita akan janji Allah dan nubuatan-nubuatan tentang kedatangan Mesias dan nabi sebelum Mesias yang tersebar di seluruh Perjanjian Lama. Contohnya saja kabar kelahiran Yohanes Pembaptis menunjukkan penggenapan akan janji Allah dalam Maleakhi 3:1: “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku!”
Kali ini, saya ingin fokus membahas bagian nyanyian pujian Maria, yang padat dengan janji-janji Allah dalam Perjanjian Lama. Kita bisa menyaksikan betapa dalamnya pengetahuan Maria mengenai firman dan janji Allah yang diberitakan sejak beribu-ribu tahun silam. Mengingat Maria adalah seorang perempuan Yahudi di abad pertama, rasanya sangat janggal menemukan seorang perempuan dengan pengetahuan Perjanjian Lama selengkap Maria. Di abad pertama, hanya anak laki-laki saja yang bisa datang dan belajar pada para guru di sinagoga. Jadi, kemungkinan yang tersisa adalah Maria belajar dan mendengarkan Firman Allah dari seorang laki-laki secara tidak langsung. Seseorang (paling mungkin adalah ayahnya) mengajarkan pada Maria apa ajaran Sinagoga. Setelah Maria mendengarkan ajaran dan firman itu, Maria pasti terus mengulang-ulang dan menghapalnya sehingga janji Allah itu terucap dalam nyanyian pujian Maria.
Pembahasan Nyanyian Pujian Maria
Setelah belajar latar belakang Maria dan perempuan di abad pertama, mari kita membahas nyanyian pujian Maria lebih detail.
Pertama, di bagian referensi ayat pararel kita menemukan bahwa Maria mengutip nyanyian pujian Hana dalam 1 Samuel 2:1-10. Maria sadar bahwa anak dalam kandungannya adalah anak perjanjian yang telah lama ditunggu-tunggu seperti doa Hana. Maria paham bahwa anak dalam kandungannya adalah penggenapan perjanjian Allah pada umat sejak beribu-ribu tahun silam.
Kedua, mari kita melihat nyanyian pujian Maria satu per satu dan sumber kutipannya dalam perjanjian lama.
(46) “Jiwaku memuliakan Tuhan, (47) dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku
Mazmur 103:1, “Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!”
(48) sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia
1 Samuel 1:11, “Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini…”
Mazmur 25:18, “Tiliklah sengsaraku dan kesukaranku…”
(49) karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.
Mazmur 22:3, “Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian…”
Mazmur 99:9, “Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah TUHAN, Allah kita!”
(50) Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
Mazmur 103:17, “Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu”
(51) Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
2 Samuel 22:28, “Bangsa yang tertindas Engkau selamatkan, tetapi mata-Mu melawan orang-orang yang tinggi hati, supaya mereka Kaurendahkan.”
Mazmur 44:3, “Engkau sendiri, dengan tangan-Mu, telah menghalau bangsa-bangsa…”
Mazmur 89:10, “…dengan lengan-Mu yang kuat Engkau telah mencerai-beraikan musuh-Mu.”
(52) Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah;
Yesaya 2:12, “Sebab TUHAN semesta alam menetapkan suatu hari untuk menghukum semua yang congkak dan angkuh serta menghukum semua yang meninggikan diri, supaya direndahkan…”
(53) Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
Mazmur 103:5, “Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan…”
Mazmur 107:9, “sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.”
(54) Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,
Mazmur 25:6, “Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya TUHAN…”
Mazmur 98:3, “Ia mengingat kasih setia dan kesetian-Nya terhadap kaum Israel…”
(55) seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.”
Mazmur 105:8-9, “Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya, firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan, yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak…”
Mikha 7:10, “Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan kasih-Mu kepada Abraham seperti yang telah Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!”
Kita bisa melihat bagaimana Maria mengutip perkataan dan janji-janji Allah dalam Perjanjian Lama dan memasukkannya dalam nyanyian pujian Maria. Jadi ketika kita memuji Allah di Natal tahun ini, bagaimana kalau kita juga turut memasukkan liturgi dan ayat-ayat nubuatan serta perjanjian Allah dalam ibadah kita? Bagaimana kalau di hari tenang liburan Natal ini, kita kembali merenungkan seluruh perjanjian Allah di dalam Alkitab?
Sumber gambar : BlogSpot