Pabrik Pengampunan
Yesus bukanlah seorang martir. ia mati bukan karena pemimpin-pemimpin agama dan orang-orang Romawi akhirnya mengalahkan Dia. Ia menyerahkan nyawa-Nya sebagai korbban yang sempurna bagi dosa, sebagaimana telah direncanakan oleh Allah dan dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama. “Tetapi dia tertikan oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya, kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian” (Yesaya 53:5-6).
Allah adalah Pabrik Pengampunan
Yesus merupakan pengganti diri kita di kayu salib. Kita semua layak memperoleh hukuman itu, tetapi Ia menggantikan kita. “Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci” (1 Korintus 15:3). Tetapi Yesus tidak mati supaya kita dapat menerima pengampunan-Nya dan kemudian terus melakukan perbuatan dosa, hidup semau kita. Beberapa orang, tidak dapat dipungkiri, berpendapat seperti itu. Sedihnya, mereka menjadi alasan bagi orang-orang yang mengkritik Kekristenan untuk berkata bahwa mereka, yang percaya kepada keselamatan oleh perbuatan baik, lebih banyak berbuat menolong dunia dibandingkan orang-orang Kristen.
Keselamatan dari Allah yang terpisah dari kehidupan yang kudus sama seperti seseorang yang menawarkan jantungnya untuk dicangkokkan kepada seorang pasien yang terus meminum minuman keras, merokok, emosi yang tidak terkontrol, kebiasaan makan yang buruk–semua kebiasaan yang menghancurkan jantungnya yang pertama serta membuat kehidupan orang lain menjadi susah.
Paulus bahkan terkejut ketika mengetahui ada orang yang bisa berpikir bahwa kematian Kristus bagi dosa-dosa kita berarti kita dapat terus-menerus berbuat dosa dan mengambil keuntungan maksimal dari pengampunan Yesus. Ia berkata, “Bolehkah kita bertekun di dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak!” (Roma 6:1). Sikap hidup yang semaunya sendiri dari seseorang yang menerima transplantasi jantung juga harus ditangani dengan benar, karena jika tidak jantungnya yang baru juga akan segera rusak.
Kita Diampuni Karena Salib Yesus
Ketika Yesus mati di kayu salib, bagian dari diri kita yang egois dan ingin menuruti caranya sendiri juga ikut disalibkan bersama Dia. “Kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa” (Roma 6:6). Kita menerima pengampunan Yesus dengan iman–bukan hanya iman kepada Yesus untuk mengampuni dosa, tetapi juga iman kepada kuasa-Nya untuk menjauhkan kita dari perbuatan dosa yang sama berulang-ulang.
Demikian juga, kita memiliki hubungan dengan kematian Yesus dengan percaya bahwa diri lama kita yang berdosa telah disalibkan bersama dengan Dia. Dengan iman kita biarkan hal itu menjadi nyata dalam kehidupan kita saat kita menaati Allah dalam segala hal, tidak peduli berapa pun harganya. Kalvari dan salib lebih dari sekedar pabrik pengampunan. Kalvari dan salib merupakan tanda keikutsertaan kita dalam kematian Yesus, penyaliban dari keinginan-keinginan jahat kita serta kecenderungan kita untuk menjadi allah-allah kecil yang ingin menguasai segalanya. Yesus sudah bangkit dalam kuasa dan kemuliaan. Dan sementara kita menyerahkan diri kita yang berdosa untuk disalibkan, kuada kebangkitan Roh Kudus untuk sebuah kehidupan yang penuh kemenangan juga menjadi milik kita.
Sumber Gambar : BlogSpot