Perspektif Kematian Yesus
Kematian Yesus adalah satu bagian rencana keselamatan yang dikerjakan Allah bagi kita semua. Yesus harus menanggung amarah Allah dan seluruh upah dosa lewat kematian-Nya yang sangat memilukan di kayu salib. Namun, dengan kematian Yesus inilah kasih karunia Allah ditunjukkan nyata bagi kita semua. Kita yang harusnya dihukum, diampuni dan disucikan kembali. Kita yang seharusnya mati karena dosa dapat hidup kekal. Kita yang harusnya diserakkan jauh-jauh dari Allah, diundang kembali dan dijadikan anak.
4 Perspektif Kematian Yesus
Perubahan dari dihukum jadi diampuni, mati jadi dapat hidup kekal, jauh menjadi dekat dan diundang kembali adalah contoh persepektif kematian Yesus. Dan kali ini kita akan membahas perspektif kematian Yesus satu persatu secara lebih mendalam.
Perspektif Kematian Yesus 1: Kematian Yesus sebagai pengorbanan. Kematian Yesus di atas kayu salib dikatakan sebagai satu kali untuk selama-lamanya, dan merupakan pengorbanan paling sempurna seperti yang tertulis dalam Ibrani 10. Pada jaman Perjanjian Lama, Imam sebagai wakil umat di hadapan Allah mesti mengorbankan domba atau kambing sebagai korban penghapus dosa bagi dirinya sendiri dan bagi seluruh umat. Yesus pun melakukan hal serupa, namun Ia adalah Imam Agung yang mewakili umat di hadapan Allah, namun Ia juga menjadikan diri-Nya sendiri korban penghapus dosa seluruh umat manusia. Kematian Yesus adalah pengorbanan paling agung dan paling besar yang Allah kerjakan bagi manusia.
Perspektif Kematian Yesus 2: Kematian Yesus sebagai pengampunan. Melalui kematian Yesus di kayu salib, Dia menanggung seluruh dosa manusia dan seluruh upah dosa yakni kematian. Dan oleh karena itulah kita beroleh pengampunan dari Allah. Allah mengampuni seluruh dosa dan tidak mengingat-ingat lagi pelanggaran yang kita perbuat. Pengampunan dari Allah itulah yang memberikan kita kedamaian dan pemulihan kembali menjadi anak-anak Allah.
Perspektif Kematian Yesus 3: Kematian Yesus sebagai bukti kasih. Kematian Yesus menjadi bukti kasih Allah bagi manusia. Meskipun Allah bisa saja murka dan menghabiskan manusia karena dosa-dosa yang diperbuat, namun Allah tidak melakukannya. Allah justru mengutus Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya tidak binasa, melainkan dapat hidup kekal (Yohanes 3:16). Paulus merangkumnya seperti yang tertulis dalam suratnya kepada jemaat di Roma: “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Roma 5:8).
Perspektif Kematian Yesus 4: Kematian Yesus sebagai kemenangan. Kematian dan kebangkitan Yesus menunjukkan Dia menang atas dosa, kematian, dan setan yang merupakan masalah utama manusia. Kematian Yesus yang disusul oleh kebangkitan-Nya juga menunjukkan Dia berkuasa atas alam semesta bahkan atas kematian. Dia berkuasa menaklukkan kematian di bawah kaki-Nya, dan menjadi jalan kepada kehidupan kekal.
Kematian Yesus menjelaskan minimal 4 perspektif: kematian Yesus sebagai pengorbanan, pengampunan, bukti kasih, dan kemenangan. Jadi, di hari Jumat Agung ini marilah kita merenungkan kembali kasih dan pengorbanan Yesus yang termulia, serta kasih karunia teragung yang dikerjakan Allah bagi kita. Dengan hati yang tulus, kita percaya karya keselamatan Allah tersebut.
Sumber Gambar : www.kathyhoward.org