Pesan Natal : Jangan Sombong
Saya masih ingat betul pesan Pak Pendeta Kurasawa Masanori (Presiden dan Profesor dari Tokyo Christian University) dalam kebaktian Natal GIII Tokyo Jepang. Saat itu Pendeta Kurasawa menyatakan, Yesus datang bagi seluruh umat manusia dalam rupa seorang bayi di malam Natal pertama. Allah yang Mahatinggi dan Mahaagung rela merendahkan diri-Nya dan datang dalam kondisi amat sederhana dan amat rendah.
Berita Natal sebenarnya disampaikan ke pada seluruh negeri. Malaikat turun dan menyampaikan kabar baik pada para gembala di padang. Lalu lihat saja, Allah menyatakan tanda berupa sebuah bintang di langit. Orang-orang Majus dari daerah jauh pun datang dan mencari bayi Raja yang telah lahir. Seisi Istana Herodes dan orang-orang Ahli Taurat pun tahu setelah nubuat-nubuatan para Nabi ditelisik. Bahwa akan lahir seorang Raja dari Betlehem Efrata, daerah terkecil diantara suku-suku Israel. Pengumuman atas kelahiran Sang Raja dan Juruselamat telah terdengar di seluruh tempat, namun siapa yang datang pertama kali? Yang datang hanyalah sekelompok gembala di padang.
Pesan Jangan Sombong
Pendeta Kurasawa dalam khotbahnya menegaskan bahwa begitu sederhananya Natal, sehingga hanya orang yang rendah hati saja yang bisa merayakan sukacita Natal. Sedangkan yang sombong, tidak akan pernah bisa merasakan makna Natal. Apalagi merayakannya. Kandang hewan begitu kotor, sehingga orang-orang berbaju kemewahan tidak sudi datang ke sana. Begitu hina, hingga orang-orang berkedudukan tidak ingin mengunjunginya. Palungan begitu rendah, hingga orang harus bersedia menunduk, merunduk, atau merangkak supaya bisa meraih palungan.
Inilah pesan Natal yang sering dilupakan: jangan sombong, melainkan harus rendah hati. Mengapa hal ini menjadi begitu penting? Sebab orang yang merasa sombong cenderung menganggap diri paling benar, suci, berjasa. Kalau sudah begini jadinya, orang itu tidak merasa memerlukan Allah, tidak perlu merendahkan hati di hadapan Allah. Kalaupun mereka datang kepada Allah, mereka hanya pamer, minta pujian, atau menagih. “Saya sudah melakukan ini dan itu, menyumbang dan memberikan amal. Sekarang berikan upah saya Tuhan!”
Orang sombong seperti itu tidak akan pernah sampai kepada anugerah Allah. Tidak akan pernah sampai pada Juruselamat. Sebab dia menganggap kebaikan, kebenaran, dan kehebatan dirinya cukup. Tidak perlu pertolongan dan keselamatan Tuhan. Tuhan yang perlu dia, bukan dia yang perlu Tuhan.
Seram bukan? Memuakkan bukan? Tapi stop, jangan lihat jauh-jauh. Lebih baik kita menengok ke dalam diri kita masing-masing. Adakah kita sombong? Adakah kita merasa diri paling? Adakah kita merasa diri lebih?
Jangan sombong. Pesan Natal ini begitu enak disampaikan pada orang lain. Tapi begitu berat dijalani. Begitu berat karena sombong ini tersamar dan tidak kelihatan.
Jangan sombong. Maukah kita menunduk merangkak dan merendahkan diri? Semoga artikel ini bisa mengingatkan teman-teman semua untuk jangan sombong namun merendahkan diri menghadap Allah. Begitu juga dengan saya sendiri.
Sumber Gambar : BlogSpot