Renungan Natal 2014
Natal telah hampir seminggu berlalu, apakah kita masih merasakan semangat Natal itu? Apakah hati kita masih penuh sukacita karena kelahiran Yesus? Atau malam semuanya sudah te-reset seiring dengan tahun baru? Inilah tema yang ingin saya angkat dalam renungan Natal 2014 ini.
Renungan Natal 2014: Arti Natal Bagi Kita
Saya berkesempatan merayakan Natal 4 kali di tahun ini. Yang pertama adalah Natal Perkumpulan Masyarakat Batak di Jepang (Permata Sakura) pada 7 Desember, Natal yang kedua ialah Natal Keluarga Masyarakat Kristen (KMKI) pada 13 Desember, lalu Natal di GIII Tokyo tanggal 21 Desember, dan Ibadah Natal tanggal 25 Desember di Gereja Berkat (Megumi Chapel).
Di ibadah-ibadah Natal itulah saya bertemu dengan banyak rekan-rekan seiman yang dulu sempat bersama-sama ke gereja. Namun karena tuntutan pekerjaan dan hal lainnya, mereka jadi tidak pergi ke gereja lagi.
Memang tidak bisa dipungkiri, saat bulan Desember dan menjelang Natal, ruang-ruang gereja tiba-tiba menjadi penuh. Para jemaat membludak memenuhi tiap sudut gereja. Namun ketika hari Natal lewat, gereja kembali sunyi. Lagu-lagu koor yang dibawakan lantang kini tidak lagi kedengaran. Anak-anak muda yang dulu setelah gereja langsung rapat membahas alur acara, kini tidak nampak lagi. Orang-orang di Jepang juga mirip, ada yang sampai mau mengambil libur, datang dan koor di Gereja saat hari Natal. Namun, di bulan Januari hingga November, tidak pernah lagi kelihatan.
Mungkin mereka telah terpengaruh dengan suasana Natal di Jepang. Di Jepang, mulai dari akhir bulan November, pohon cemara sudah dihias dan diletakkan di depan toko atau rumah. Lampu-lampu Natal pun dinyalakan sepanjang malam, menerangi rumah dan jalan raya. Lagu-lagu Natal juga diputar tak henti, di pusat perbelanjaan, arena pertunjukkan, hingga jalan raya. Namun, saat tanggal 25 Natal lewat, seluruh hiasan segera dicopot. Pohon Natal langsung dibongkar dan dimasukkan lagi ke dalam dus. Lagu-lagu Natal pun dimatikan. Cepat datangnya, tapi cepat pula perginya. Adakah Natal seperti itu? Adakah semangat Natal sebegitu cepatnya?
Masih adakah arti Natal bagi kita? Renungan Natal 2014 ini adalah juga bagi saya sendiri. Adakah saya telah memaknai Natal setiap hari sepanjang hidup kita? Adakah saya tetap setia pergi beribadah ke Gereja dan melayani? Dan adakah saya mendoakan saudara-saudara kita? Marilah kita tetap setia berdoa supaya mereka tetap merasakan damai dan sukacita Natal setiap hari sepanjang tahun.
Demikian renungan Natal 2014. Selamat hari Natal dan selamat menyambut tahun baru 2015. Tuhan Yesus memberkati.
Sumber gambar : bethdahleen.wordpress.com