Sabtu Sepi
Sabtu Sepi adalah hari diantara Jumat Agung dan Minggu Paskah. Di hari Sabtu Sepi ini, kita kembali diajak untuk menyadari akan kematian Tuhan Yesus di Jumat Agung dan kebangkitan Yesus di Minggu Paskah. Hari Sabtu ini bukan menjadi hari Sabtu yang biasa lagi, karena Allah memberikan kita kesempatan untuk merenungkan sengsara yang dialami oleh Yesus akibat dosa-dosa kita.
Mengenang Sabtu Sepi
Jumat Agung dan Minggu Paskah adalah tanda kasih Allah bagi kita. Jumat Agung adalah saat di mana Yesus mencurahkan darah-Nya bagi kita, Ia disalibkan karena dosa kita semua. Ia begitu mengasihi kita–dan melalui pengorbanan-Nya itu–kasih Allah dinyatakan bagi semua manusia. Dan Minggu Paskah esok juga menjadi tanda kasih Allah. Yesus telah bangkit dari kematian sekaligus memberikan jaminan kepada kita akan kehidupan kekal bersama dengan Allah. Kemenangan Allah atas kuasa dosa juga membuat iman dan kepercayaan Kristus semakin dikuatkan. Ia bukan Allah yang jauh di Sorga sana, namun Ia adalah Allah yang begitu dekat. Dekat. Bahkan sampai ke dalam hati setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Roma 6:1-2, “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimana kita masih dapat hidup di dalamnya?”
Roma 6:4, “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita aka hidup dalam hidup yang baru.”
Kematian Yesus bukanlah kematian yang biasa. Kematian yang membuat hubungan manusia dengan Allah yang telah rusak menjadi baik kembali. Kebangkitan Yesus juga bukan kebangkitan biasa. Kebangkitan yang memberikan jaminan akan keselamatan dan hidup kekal bagi kita semua. Tuha Yesus memberkati.