Salib dan Pilihan
Sungguh suatu anugerah bagi saya pribadi untuk memperoleh anugerah terbesar dalam hidup ini–keselamatan di dalam Yesus. Keselamatan itu Yesus berikan kepada saya melalui sebuah pengorbanan tiada tara, kematian yang amat tragis di kayu salib. Kayu salib yang harus Ia bawa dari kota menuju ke Bukit Golgota, tempat di mana Ia harus memberikan hidup-Nya sebagai ganti diri kita atas segala dosa itu.
Salib sudah lama menjadi tanda keselamatan bagi orang percaya. Salib adalah tempat di mana Allah mau mengalahkan diri-Nya sendiri untuk memperoleh kemenangan yang gilang-gemilang dari kekuasaan Iblis melalui jerat dosa. Salib menandakan kemenangan Allah–dan seluruh orang percaya atas maut yang disebabkan oleh dosa.
Tapi, kita harus menyadari bahwa salib itu juga membawa implikasi yang amat penting bagi hidup ini. Salib adalah sebuah bentuk pilihan. Maksud saya, Allah–melalui Yesus telah memberikan kepada kita sebuah pilihan yang amat penting, menerima salib itu atau menolaknya. Menerima keselamatan dan hidup kekal dari Allah atau menolaknya. Salib dan pilihan kita mau menerimanya atau tidak,
Salib dan Pilihan
Kita dapat lihat dari apa yang terjadi saat Yesus disalibkan bersama dengan kedua orang penjahat. Penjahat di sebelah kanan Yesus menghujat Dia, sambil berkata, “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!” (Lukas 23:39). Itulah pilihan yang diambil oleh penjahat di sebelah kanan Yesus, sebuah pilihan untuk menolak keselamatan yang Yesus tawarkan dari kayu salib. Lain halnya dengan penjahat yang di sebelah kiri Yesus, dia dengan rendah hati mengakui bahwa dirinya bersalah dan pantas untuk dihukum (dengan disalib). Ia juga memohon, “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” (Lukas 23:42). Penjahat yang kedua ini memilih untuk mengakui kesalahannya dan memohon ampun atas semuanya kesalahannya itu. Pilihan yang saya rasakan amat tepat saat itu. Sebuah pilihan yang membuat dia memperoleh pengampunan–bahkan sebuah keselamatan–di dalam Yesus.
Sudahkah Anda menyadari bahwa kasih Allah begitu besar bagi kita dulu, sekarang, bahkan untuk hari ke depan? Salib membuktikan kepada kita bahwa Allah memberikan sebuah kehendak bebas–sebuah kehendak untuk menentukan pilihan–antara menerima keselamatan itu atau menolaknya.
Salib dan pilihan. Pilihan hanya ada dua, dan jawaban pasti hanya satu, tinggal bagaimana kita–menerimanya atau menolaknya?
Sumber Gambar : BlogSpot