Selamat Natal, Apanya yang Selamat?
Selamat Natal, ungkapan yang paling populer di Indonesia saat Natal menjelang. Tidak hanya di bulan Desember saja, ungkapan “SELAMAT” ini masih terus dipakai bahkan hingga perayaan tahun baru. Hebat bukan! Bagi saya, ungkapan ini singkat, padat, dan jelas. Tapi karena singkatnya itu, seringkali kita jadi sering lupa makna di dalamnya. Mengapa selamat Natal? Selamat? Apanya yang selamat?
Jika ingin mengetahui makna Natal, satu-satunya jalan adalah melihat kembali kepada Yesus yang telah datang dan menjadi sama dengan manusia. Yesus itulah fokus Natal. Jadi, kalau Natal itu selamat, maka selamat itu pasti berasal dari fokus Natal, yaitu Yesus sendiri. Apa yang telah Yesus lakukan? Melalui rangkaian beberapa artikel ke depan, saya ingin sekali membagikan sharing kepada teman-teman. Silakan mengikuti teman-teman!
Selamat Natal? Apanya yang Selamat? Selamat karena Allah mengasihi kita
Selamat Natal? Apanya yang Selamat? Selamat karena Natal menunjukkan kepada kita bahwa Allah mengasihi kita.
Allah adalah kasih dan Allah telah menunjukkannya kepada kita (1 Yohanes 4:8). Allah begitu mengasihi dan selalu bersama dengan manusia. Dari sejak jaman perjanjian lama, Allah selalu berjalan bersama dengan manusia, yang diwakili oleh Bangsa Israel. Walaupun kadang-kadang Bangsa Israel sering membuat Tuhan Allah marah dan murka, Tuhan tetap mengasihi mereka. Kasih Allah ditunjukkan lewat hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang diberikan dan juga mujizat ajaib yang Allah nyatakan bagi mereka. Tapi tetap saja, Bangsa Israel berpaling dari Allah dan malah menyembah ilah lain. Lalu apakah kasih Allah lantas sirna dan pudar? Tidak, Allah tetap mengasihi manusia. Allah menunjukkan kasih-Nya itu dengan mengirimkan Yesus Kristus, yang menjadi manusia, dan kemudian menjadi penyelamat manusia dari dosa dan maut.
Di dalam Pribadi Yesus lah, kasih Allah itu menjadi “daging”. Dapat dilihat, dapat disentuh, dapat diraba. Perkataan-Nya yang agung dapat didengarkan, perbuatan-Nya yang ajaib dapat disaksikan, seluruh hidup Yesus mencerminkan kasih Allah itu sendiri. Kasih Allah yang spesial, tidak mengenal batasan dan kondisi. Allah mengasihi kita apa adanya.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).
“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Roma 5:8).
“We are so sinful that Jesus had to die for us, yet so loved that Jesus was glad to die for us.”
“Kita sangat berdosa sehingga Yesus harus mati bagi kita, dan kita begitu dikasihi Allah sehingga Yesus mau mati bagi kita.”
Di tengah keberdosaan manusia, manusia yang hanya pantas dibenci, dibuang, dilupakan, dibinasakan, Tuhan Allah malah menunjukkan kasih-Nya yang begitu luhur. Melalui peristiwa kelahiran, hidup, kematian, dan penebusan oleh Yesus Kristus lah, kita manusia berdosa mengetahui makna KASIH yang sesungguhnya.
Karena Yesus sudah lahir bagi kita, tatkala masalah datang silih berganti kita masih bisa berdiri tegak. Karena Yesus sudah lahir bagi kita, tatkala kesusahan dan kesedihan datang menyerang, kita masih bisa tersenyum. Karena Yesus sudah lahir bagi kita, tatkala dalam kesulitan dan kesengsaraan pun, kita tetap bisa berkata, “Selamat Natal!”
Selamat Natal, Allah mengasihi kita.
————————————–
Baca Juga
1. Selamat Natal, Allah Mengasihi Kita
2. Selamat Natal, Selamat karena Kebenaran
3. Selamat Natal, Allah Beserta Kita
4. Selamat Natal, Allah Menyelamatkan Kita
Sumber Gambar : blogspot