Tujuh Perkataan Yesus di Salib
Yesus disalibkan menebus dosa manusia |
Tidak ada kematian yang lebih tragis dari pada kematian di kayu salib. Sebab, kematian seperti itu merupakan hukuman bagi seorang penjahat ulung. Namun, kematian seperti itulah yang dialami oleh Yesus. Tuhan Yesus disamakan dengan penjahat ulung.
Padahal Ia disalibkan bukan karena dosa-Nya, sebab Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki, ketika Ia menderita, Ia tidak mengecam.
Bila kesusahan datang pada kita, hati kita terasa remuk, sehingga kepekaan dan kepedulian kita menjadi tumpul, baik terhadap orang tua, saudara, dan teman. Beda dengan Yesus, sekalipun Ia dalam penderitaan, tersalib, diludahi, dicaci maki, Ia murah hati merangkul semua orang. Ia malah berdoa bagi orang yang menganiaya Dia, demikian: Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.
Tuhan Yesus pembawa keselamatan. Karena salib-Nya Ia mendamaikan manusia yang ada dalam lembah dosa dengan Allah yang ada di Sorga. Salah seorang dari penjahat yang disalibkan bersama Dia menyadari dosanya dan memohon pengampunan, maka ia diterima dan dinyatakan Yesus : Hari ini engkau bersama-sama dengan aku di Firdaus. Ini firman yang menimbulkan pengharapan, bahwa bagi orang berdosa sekalipun, masih ada kesempatan menerima kasih Tuhan.
Yesus juga mementingkan sebuah persekutuan yang baik, di mana Ia mengatakan: Ibu inilah anakmu, Inilah ibumu.
Selanjutnya terdengar suara Yesus yang menggambarkan pergumulan-Nya, menahan penderitaan akibat dosa manusia, Ia berkata:Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Seharusnya kitalah yang menyerukan demikian, seharusnya kita yang merasakan ditinggalkan tersebut, tetapi Yesus menanggung semuanya itu, agar kita tidak lagi merasakan ketersisihkan dari hadapan Tuhan.
Aku haus. Yesus mengalami rasa haus yang tidak terlukiskan itu, hanya karena dosa kita. Ia menderita haus agar kita tidak lagi merasakan rasa haus itu. Sebab di dalam Yesus kita memperoleh kehidupan, dan barang siapa yang menerima itu, ia tidak akan haus selamanya.
Sekalipun penderitaan itu perih dan menyakitkan dialami Yesus di kayu salib, tidak ada terdengar suara penyesalan untuk menolak penderitaan-Nya, melainkan suara kemenangan. Menjelang akhir, Ia mengatakan: Sudah selesai, sebab ketaatan-Nya atas pekerjaan penebusan itu telah sempurna, dan Ia sudah menang atas penderitaan itu. Kemudian, Yesus berseru dengan suara nyaring : Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawa-Ku. Sesudah mengatakan hal itu, Yesus mati.
Tujuh perkataan Yesus di salib inilah yang hendaknya menguatkan kita untuk selalu setia dan taat kepada-Nya. Ia Allah yang begitu mengasihi kita. Amin.