Yesus Mati untuk Anda
Saya ingin mengajak para pembaca merenungkan kalimat ini, “Kalaupun hanya ada satu orang saja yang berdosa di dunia ini, dan itu Anda, Yesus tetap akan memilih disalib dan mati untuk menebus dan menyelamatkan Anda.” Saya ulangi sekali lagi, “Kalaupun cuma ada satu manusia saja yang berdosa di dunia ini, yakni saya, Yesus tetap mau mati di kayu salib mati untuk menebus dan menyelamatkan Anda.” Yesus Mati untuk Anda, dan ia ingin supaya kita hidup untuk-Nya. “
Apakah hati kita tersentuh mengetahui kenyataan itu? Bahwa Tuhan begitu mengasihi kita pribadi lepas pribadi? Bahwa kita ini berharga baginya, bahkan satu orang saja? Apakah tindakan kita selanjutnya? Mensyukuri semuanya itu? Atau merasa biasa-biasa saja?
Yesus telah mati memikul dosa kita. Kematian Yesus membawa perubahan dalam diri kita, dari sebelumnya kita manusia yang menjadi hamba dosa, kini dibebaskan dan menjadi hamba Allah. Menjadi milik Allah sepenuhnya. Kita kini hidup dalam tuntunan dan tuntutan sebagai hamba kebenaran yakni memberitakan kabar kebenaran kematian dan kebangkitan Yesus bagi semua orang.
Kematian Yesus sebagai bukti kasih. Kematian Yesus menjadi bukti kasih Allah bagi manusia. Meskipun Allah bisa saja murka dan menghabiskan manusia karena dosa-dosa yang diperbuat, namun Allah tidak melakukannya. Allah justru mengutus Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya tidak binasa, melainkan dapat hidup kekal (Yohanes 3:16). Paulus merangkumnya seperti yang tertulis dalam suratnya kepada jemaat di Roma: “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Roma 5:8).
Permasalahannya sekarang dan patut kita renungkan bersama: Adakah kehidupan kita berubah setelah mempercayai kematian Yesus? Adakah orang bisa melihat perubahan dalam diri kita?
Sumber Gambar: Santapan Rohani