Akulah Pokok Anggur
Yohanes 15:1-8 : Pokok anggur yang benar
Pasal ini berbicara mengenai pokok anggur, yang juga melambangkan simbol bangsa Israel. Yesus mengatakan bahwa Dia adalah pokok anggur dan kita, para pengikut-Nya adalah ranting-ranting-Nya. Pokok anggur bisa dianalogikan sebagai batang utama pohon, anggaplah pohon strawberry. Ranting itu adalah batang-batang kecil yang terhubung pada batang utamanya.
Ranting akan tetap bertumbuh dan hidup jika ia menempel atau menyatu pada pokok. Tanpa menempel pada pokok atau melepaskan diri, Ia akan mati. Ia tidak dapat hidup tanpa adanya kesatuan itu.
Yesus adalah Pokok Anggur
Tuhan menginginkan adanya keterhubungan antara diri-Nya dengan kita. Kita menjadi dekat dengan Tuhan. Kita terhubung atau ada kesatuan dan tidak terpisahkan. Itu adalah hal penting dan yang dirindukan oleh Tuhan. Persekutuan yang intim dengan seluruh ciptaan-Nya.Kita tidak dapat hidup tanpa-Nya. Di luar Dia, kita akan menjadi kering lalu mati. Hidup kita tidak lagi “hidup”. Menjadi hidup tanpa arah dan tujuan.
Keterhubungan itu adalah yang kita butuhkan, itu saja. Itu yang terpenting. Kita butuh diberi suplai makanan, dan Allah menyediakan makanan tersebut. Di dalam pasal ini, ada dua frase yang diulang beberapa kali. Frase “Akulah pokok anggur” diulang dua kali dan “tinggalah di dalam AKu dan Aku di dalam kamu” diulang tiga kali. Pengulangan ini berarti Tuhan Yesus hendak menyampaikan sesuatu yang penting, khususnya mengenai dua hal ini.
“Akulah pokok anggur“–berarti, Tuhan adalah sumber kehidupan kita. Ketika Tuhan adalah pokok anggur, berarti Tuhanlah satu-satunya kebutuhan kita. Hanya Dia saja yang kita butuhkan. Dia berada di puncak prioritas kehidupan kita.
“Tinggallah di dalamku“–berarti Tuhan menegaskan bahwa persekutuan dengan-Nya adalah kebutuhan yang mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap kita. Persekutuan dengan-Nya adalah kesatuan kita dengan pokok anggur.
Selain itu, ada tiga personal yang selalu diulang-ulang dalam pasal ini. Aku, Bapa, dan kamu. Tiga orang personal yang benar-benar menggambarkan hubungan yang dekat. Yesus menginginkan sebuah persekutuan yang dengan kita secara personal. Kamu, artinya masing-masing dari kita pribadi. Oleh karena itu, kita perlu yang namanya saat teduh, doa, pendalaman alkitab pribadi, selain dari persekutuan di gereja atau ibadah.
Bicara soal doa, ini adalah hubungan dua arah. Hubungan intim yang melibatkan personal, kita dengan Allah sendiri. Kita tidak melulu berdoa dan berkata-kata kepadanya, namun kita juga mau mendengarkan perkataan Allah. Di dalam doa kita, kita menjadi pribadi yang dibentuk oleh Allah, menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Menjadi murid dan teladan bagi dunia ini.
Persekutuan doa kembali mengajak kita untuk melakukan doa itu sebagai kebutuhan kita. Doa merupakan komunikasi dua arah, jangan kita terus yang berbicara, melainkan mengijinkan Allah juga memberikan perkataan-Nya kepada kita. Hubungan dengan Yesus Kristus yang intim membuat kita menjadi benar-benar “hidup”, kita tinggal di dalam Yesus dan Yesus ada di dalam kita.
Yesus adalah pokok anggur yang benar.
Sumber Gambar : BlogSpot