Allah Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatu
Ada sebuah kisah mengenai seorang pria yang hidup sendirian di suatu pulau. Ia adalah satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal terdampar di pulau yang kecil dan tak berpenghuni di lepas pantai Pasifik. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan menyelamatkannya, dan setiap hari dia mengamati langit mengharapkan pertolongan, tetapi tidak ada sesuatupun yang datang. Dengan menggunakan ranting kayu dan dedaunan yang ada di sekitaran pantai, akhirnya dia berhasil membangun gubuk kecil untuk melindungi dirinya dari cuaca, dan untuk menyimpan beberapa barang yang masih dia punyai.
Tetapi suatu hari, setelah dia pergi mencari makan ke bagian tengah pulau, dia kembali ke gubuknya dan mendapati gubuk kecil itu terbakar, asap hitam mengepul ke langit. Menyadari bahwa Ia kehilangan tempat tinggal bahkan seluruh peralatan yang masih tersisa, dia menjadi sedih dan marah. “Tuhan, teganya Engkau melakukan ini padaku? Aku sudah mati-matian membangun gubuk itu untuk aku dapat beristirahat, kini semua jerih lelahku hilang begitu saja” dia menangis.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, pria ini terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Akhirnya, kapal nelayan itu menyelamatkannya. “Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?” tanya pria itu kepada penyelamatnya. “Kami melihat tanda asap yang kamu kirim”, jawab mereka. Kami langsung bergegas menuju pulau ini karena menyadari bahwa engkau butuh pertolongan.
Mempercayai bahwa Allah Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatu
Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk. Kita tidak boleh menyerah atau meragukan Tuhan karena Tuhan selalu bekerja di dalam hidup kita, baik dalam kesakitan dan kesusahan, baik dalam dukacita dan kegagalan. Ingatlah, ketika gubukmu terbakar, atau ketika kamu merasa semua jerih lelahmu sia-sia, mungkin itu “tanda asap” bagi kuasa Tuhan.
Ketika pengalaman atau sesuatu yang buruk terjadi, kita harus berkata pada diri kita sendiri bahwa Tuhan pasti mempunyai rencana yang baik untuk kejadian tersebut. Seperti Paulus yang berkata kepada jemaat di Roma, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Roma 8:28). Begitulah iman kita melihat bahwa rencana Allah memang baik, jauh melebihi keadaan dukacita atau pengalaman buruk yang kita alami.
Kamu berkata, “Itu tidak mungkin.”
Tuhan berkata, “Tidak ada hal yang tidak mungkin.” (Lukas 18:27)
Kamu berkata, “Aku terlalu capai.”
Tuhan berkata, “Aku akan memberikan kelegaan padamu.” (Matius 11:28)
Kamu berkata, “Tidak ada seorangpun yang mencintai aku.”
Tuhan berkata, “Aku mencintaimu.” (Yohanes 3:16 dan Yohanes 13:34)
Kamu berkata, “Aku tidak bisa meneruskan.”
Tuhan berkata, “Kasih karuniaKu cukup.” (2 Korintus 12:9 dan Mazmur 91:15)
Kamu berkata, “Aku tidak mengerti.”
Tuhan berkata, “Aku akan menuntun langkah-langkahmu.” (Amsal 3:5-6)
Kamu berkata, “Aku tidak bisa melakukannya.”
Tuhan berkata, “Kamu bisa melakukan semuanya di dalam-Ku.” (Filipi 4:13)
Kamu berkata, “Ini tidak berharga.”
Tuhan berkata, “Itu akan berharga.” (Roma 8:28)
Kamu berkata, “Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri.”
Tuhan berkata, “Aku memaafkanmu.” (1 Yohanes 1:9 dan Roma 8:1)
Kamu berkata, “Aku tidak bisa mengatasi masalah ini.”
Tuhan berkata, “Aku akan menyediakan kebutuhanmu.” (Filipi 4:19)
Kamu berkata, “Aku takut.”
Tuhan berkata, “Aku tidak memberikan padamu roh ketakutan.” (II Timotius 1:7)
Kamu berkata, “Aku selalu kuatir dan frustasi.”
Tuhan berkata, “Serahkan segala kekuatiranmu kepadaku.” (I Petrus 5:7)
Kamu berkata, “Aku tidak mempunyai iman yang kuat.”
Tuhan berkata, “Aku memberi setiap orang iman menurut ukurannya.” (Roma 12:3)
Kamu berkata, “Aku tidak pandai.”
Tuhan berkata, “Aku memberikan padamu hikmat.” (I Korintus 1:30)
Kamu berkata, “Aku merasa aku sendirian.”
Tuhan berkata, “Aku tidak akan pernah meninggalkanmu atau membiarkanmu.” (Ibrani 13:5)