Anugerah Gratis tapi Tidak Murahan
Saya dan abang dulu sering sekali makan martabak manis. Kalau akhir pekan, biasanya Papa dan Mama pasti membelikan martabak di depan komplek perumahan. Harus saya akui memang, rasa dan aroma martabak itu memang tidak ada duanya. Walaupun harganya sedikit mahal, tapi sama sekali tidak rugi untuk membelinya. Ditambah lagi, setiap membeli satu martabak kami mendapat satu kupon. Dan kalau kuponnya sudah 10 biji, bisa ditukarkan dengan satu martabak. Hebat bukan! Gratis makan martabak! Pernah satu waktu saya menukarkan kupon dengan satu martabak. Tapi alangkah kecewanya saya. Walaupun bisa memilih martabak dengan rasa yang diinginkan, namun rasanya tidak seenak biasanya. Tukang martabak mungkin saja mengurangi takaran bahan isian martabak sehingga rasanya berkurang. Saya jadi berpikir, memang yang gratis itu pasti kurang mantap, tidak keren, cenderung murahan.
Saya juga pernah membaca suatu kisah mengenai raja muda yang baru naik tahta. Seorang temannya bertanya kepada si raja muda itu, “Apa yang terjadi jika kamu melakukan kesalahan?” “Kalau saya bersalah, maka orang lain yang akan dihukum,” jawab raja itu. Dia kemudian memecahkan sebuah guci besar, dan akhirnya seorang pembantunya dihukum.
Setelah membaca dua kisah diatas, saya yakin teman-teman juga memiliki pemikiran yang sama bukan? Sesuatu yang gratis biasanya kurang bagus, jelek, atau murahan. Kemudian, tentang kisah kedua, bila seorang penguasa atau raja bersalah, maka pembantunya akan dihukum. Tapi dalam kekristenan, Yesus membalik semua pola yang sudah mengakar itu. Yesus menjungkirbalikkannya 180 derajat.
Anugerah Gratis tapi Tidak Murahan
Bila seorang hamba bersalah, maka sang Raja yang dihukum. Raja dihukum menggantikan hamba yang bersalah. Inilah anugerah itu. Yesus Kristus, Raja diatas segala raja malah menerima hukuman menggantikan manusia yang berdosa dan bersalah pada Allah. Saat darah tercurah di Kalvari, di saat itulah anugerah Allah mengalir. Anugerah Allah mengalir dan menyucikan manusia dari segala dosa. Anugerah yang tidak ternilai harganya dan tidak dapat digantikan dengan apapun yang ada. Anugerah itu kemudian diberikan kepada semua orang yang percaya dengan gratis, cuma-cuma. Tapi anugerah itu tidak murahan. Anugerah jadi gratis karena Yesus sang pemberi anugerah itu, telah membayar lunas harganya. “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar” (1 Korintus 6:20a).
Artikel dengan tema terkait:
1. Anugerah Allah: Pembukaan
2. Anugerah Allah: Apa yang Allah Perbuat Untuk Kita
3. Anugerah Allah: Allah yang Berdaulat
4. Anugerah Mengalahkan Murka Allah
5. Anugerah Gratis tapi Tidak Murahan
Sumber Gambar : BlogSpot