Apakah itu Kebenaran?
Apa itu kebenaran? Adakah kebenaran dalam dunia ini? Adakah kebenaran yang sejati? Pertanyaan inilah yang mengusik banyak orang. Di tengah dunia multi kultural dan multi bahasa, semuanya jadi serba relatif. Tidak ada yang mutlak. Tidak ada yang pasti benar. Mungkin ini juga yang jadi penyebab munculnya paham post modern, yang menyatakan tidak ada kebenaran sesungguhnya.
Apakah itu Kebenaran?
Kebenaran. Ini yang selalu dicari-cari orang. Mereka mencari di media massa dan elektronik, namun mereka tidak menemukannya. Ada juga yang mencari di bawah mikroskop, tetapi tetap tidak menemukannya. Kebenaran seakan-akan menyembunyikan diri, tidak pernah menunjukkan dan memproklamirkan dirinya.
Apa itu kebenaran. Apa yang dikatakan Alkitab mengenai kebenaran? Alkitab menyatakan dengan pasti, “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.” Ketika mencari kebenaran pada orang lain, kita tidak akan pernah menemukannya. Kita tidak akan pernah menjumpai kebenaran.
Tetapi Alkitab tidak hanya mencatat hal itu saja, Alkitab memberikan solusinya. Alkitab memberikan jawabannya. Dalam Alkitab, kebenaran selalu identik dengan ditutupi. Ditutupi? Apa maksudnya? Kebenaran itu muncul ketika Allah menutupi.
Teman-teman tentu ingat tentang tulah kesepuluh yaitu matinya anak sulung di seluruh Mesir. Semua anak sulung mati, hanya anak Bangsa Israel saja yang tidak. Mengapa bisa? Karena mereka menuruti titah Allah untuk mengoleskan darah anak domba di tiang pintu rumah. Mereka dibenarkan dan diselamatkan karena pintunya “ditutupi” darah anak domba. Dalam proses penyerahan korban kepada Tuhan, darah hewan korban juga disiramkan pada sekeliling mezbah. Allah berkenan mengampuni dan menerima persembahan umat, karena mezbah persembahan itu “ditutupi” darah.
Pengalaman Bangsa Israel merupakan cerminan dari karya penebusan Allah melalui Yesus Kristus. Yesus yang tidak bersalah, “menutupi” segala dosa dan pelanggaran yang kita perbuat. Yesus yang tidak bersalah dibuat menjadi bersalah karena kita semua. Kita dibenarkan dan dikuduskan karena Yesus telah “menutupi” kita dari semua hukuman dosa.
Benar karena ditutupi. Mungkin filosofi “menutupi” ini juga yang menjadi dasar dalam penulisan kanji “kebenaran” atau truth.
真
Apakah itu kebenaran? Yesus yang adalah kebenaran telah menutupi kita dari hukuman Allah. Darah Yesus juga mengalir menutupi kita, menyucikan dan membersihkan kita dari segala dosa. Kita dibenarkan karena ditutupi, ditutupi oleh Yesus, sang kebenaran itu.
sumber gambar : blogspot