Bagaimana Paskah Membuat Orang Menjadi Percaya
Paskah, atau kebangkitan Tuhan Yesus baru saja kita rayakan seminggu yang lalu. Suasana Paskah tentu akan terus bertahan setidaknya sampai hari Kenaikan Tuhan Yesus beberapa minggu mendatang. Kita bersyukur meskipun Yesus mati, namun kisah-Nya tidak berakhir, layaknya Nabi atau pembawa agama-agama lainnya yang ada di dunia. Ia bangkit, dan Ia naik ke Sorga. Ia menjanjikan sebuah kehidupan di Sorga kelak bagi yang percaya kepada-Nya.
Ada banyak komentar yang menanggapi fakta kematian dan kebangkitan Yesus yang kami terima. Sebagian besar tidak mengakui bahwa Yesus adalah Allah, atau tidak percaya bahwa Yesus yang disalib dan bahwa Ia bangkit dari kematian. Beberapa orang lainnya menganggap bahwa kematian Yesus seperti kematian orang pada umumnya, tidak berdampak apapun.
Fakta pertama adalah bahwa Yesus mati di kayu salib. Apakah Ia benar-benar dieksekusi? Disiksa dan disalibkan? Fakta sejarah mencatat semuanya. Penyaliban memang berlaku di wilayah jajahan Romawi pada masa itu. Semua orang mengakui hal ini, bahwa Yesus atau Isa mati di kayu salib. Bahkan, Gerd Lüdemann (seorang atheis) pun menyatakan bahwa fakta kematian oleh penyaliban tak terbantahkan.
Namun, kuncinya adalah pada fakta berikutnya, yakni kebangkitan-Nya. Siapa pun dapat mengklaim diri-Nya sebagai utusan/ nabi yang berasal Allah, namun Yesus berbeda. Saat Ia bangkit, Ia hendak mengatakan bahwa Dia juga adalah Allah sendiri. Fakta bahwa manusia tidak dapat bangkit atau membangkitkan orang mati diterima oleh semua orang. Namun Yesus? Bagaimana Ia bangkit dari kematian?
Fakta kebangkitan Yesus didukung oleh bukti kubur yang kosong. Lawan Yesus saat itu (ahli-ahli Taurat dan para Imam) secara implisit mengakui makam itu kosong, lalu dengan sadar menyusun rencana bahwa tubuh Yesus telah dicuri dari kuburnya. Namun, tidak ada seorang pun yang memiliki motif untuk mengambil tubuh Yesus, terutama para murid. Tidak ada kepercayaan atau kultus untuk mengawetkan atau menyimpan tubuh orang lain pada saat itu. Selain itu, hingga kini, tidak pernah ada penemuan tubuh Yesus di mana pun.
Setelah kebangkitan Yesus, para murid menjadi berani memberitakan Injil bahkan mati martir. Jika fakta bahwa Yesus bangkit adalah bohong, tidak mungkin muncul gerakan besar di kota yang sama di mana Yesus telah disiksa dan disalibkan di depan umum hanya beberapa minggu sebelumnya.
Lalu, apakah ada yang melihat Yesus hidup kembali? Dalam Injil dituliskan bahwa Yesus mengunjungi dua orang muridnya di jalan ke Emaus, kemudian kepada Petrus dan Yohanes di tepi danau, dan kepada Thomas dan murid-muridnya di sebuah ruangan. Juga saat Ia akan naik ke Sorga, di mana para murid-Nya menyaksikan Ia terangkat naik ke atas. Menurut penelitian, Yesus menampakkan diri ke lebih dari lima ratus orang. Kalaupun ini hanya karangan atau halusinasi, apakah mungkin kelima ratus orang ini bisa berbohong dengan baik tanpa melupakan detil-detil saat Yesus mengunjungi mereka?
Yesus sudah bangkit dan menyatakan diri-Nya kepada murid-murid-Nya. Thomas, seorang rasul yang terkenal karena Ia tidak percaya bahwa Yesus bangkit pun membuktikan bahwa Ia benar telah bertemu dengan Yesus, muka dengan muka. Ia menjadi berani bahkan mati sebagai martir.
Fakta-fakta mengenai kebangkitan ini seharusnya sudah membuat para pembaca menjadi percaya. Bahwa Ia telah mati menebus dosa manusia, dan memang bangkit dari kematian. Percaya sepenuhnya dan menjadi pengikut Kristus.
Terima kasih untuk perayaan paskah tahun ini. Lalu, bagaimana Paskah membuat orang menjadi percaya? Saya dan Anda percaya kepada Yesus dan kuasa kebangkitan-Nya, bukan karena mimpi atau angan-angan, bukan juga karena perkataan Pendeta atau orangtua kita, melainkan karena fakta.