Belajar dari Captain Sully: Selalu Mengandalkan Tuhan
Harus diakui, film-film Hollywood asal Amerika Serikat mayoritas mengandung nilai-nilai positif yang berguna dan bisa diterapkan dalam kehidupan kita. Dalam kisah Toy Story, saya belajar mengenai kerjasama, saling menghargai, dan juga pengorbanan. Lalu dalam film Avatar, saya belajar mengenai memilih kehidupan dan menjadi diri sendiri. Ada juga film Gravity yang mengajak kita untuk terus berjuang dan tidak menyerah bahkan saat seakan-akan tidak ada harapan lagi. Termasuk film Sully yang juga mengajarkan banyak nilai kehidupan. Tulisan ini adalah bentuk refleksi saya, Belajar dari Captain Sully: Selalu Mengandalkan Tuhan.
Film ini diadaptasi dari kejadian nyata tentang keberhasilan pendaratan darurat pesawat US Airways di sungai Hudson oleh pilot pesawat Kapten Chesley Sullenberger (Sully). Meskipun ini adalah pendaratan darurat di atas sungai, namun seluruh awak dan penumpang pesawat selamat tanpa ada cacat sedikit pun. Tom Hanks berhasil memerankan tokoh ini dengan cukup baik, termasuk emosi, karakter, dan juga sikapnya yang disebut-sebut mirip dengan Kapten Sullenberger.
Keadaan darurat atau emergency yang dialami oleh Kapten Sully ini persis seperti perjalanan hidup kita. Hidup ini yang berangkat dan juga akan berakhir di suatu tempat dan waktu. Di antara keberangkatan dan pendaratan, pasti terjadi banyak pergumulan, kesulitan dan benturan dalam hidup ini. Apa rahasia besar dibalik keberhasilan Kapten Sully?–dan apakah kita bisa menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari?
Yang pertama, kita harus selalu waspada. Dalam melakukan tugasnya sebagai pilot, Kapten Sully adalah pilot yang senantiasa mengikuti secara ketat dan disiplin semua peraturan penerbangan. Contohnya: kalau co-pilot ingin ijin keluar dari cabin ke kamar kecil, dia selalu mengikuti protokol yang berlaku, di mana dia akan mengenakan peralatan emergency keselamatan (seperti kacamata, masker pernafasan, dan lainnya) selama co-pilot diluar cabin. Kapten Sully juga selalu berpikir matang-matang sebelum mengambil keputusan, bahkan untuk keputusan yang kecil dampaknya sekalipun. Ternyata, Firman Tuhan dalam 1 Petrus 5:8, juga mengingatkan kita untuk selalu waspada.
“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” 1 Petrus 5:8
“Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.” Matius 7:13-14
Lalu pelajaran kedua, kita harus setia kepada kebenaran. Saat ketika kondisi darurat dimulai, hal pertama yg dilakukan oleh Kapten Sully adalah berkata, “This my aircraft (ini adalah pesawat terbangku)!” kepada co-pilot. Ia kemudian meminta co-pilot untuk membaca buku RGH (Reference Guide Handbook) yakni buku acuan/ referensi dalam penerbangan. Suatu tindakan yang patut diteladani. Meskipun Kapten Sully adalah kapten sekaligus pilot senior, beliau tetap setia dengan apa yg menjadi pedoman utama dalam penerbangan. Ia tidak sombong dan mengandalkan kemampuan atau pengetahuannya dalam menghadapi kejadian darurat, ia kembali ke aturan dasarnya, yakni buku panduan.
Hal yang sama berlaku dalam kehidupan kita, di mana kita harus tetap setia membaca dan memelihara Firman Tuhan. Saat menemukan banyak tantangan atau masalah, ingat, Tuhan selalu menujukkan caranya untuk menolong kita. Asal, kita mau membaca dan melakukan Firman-nya dengan sepenuh hati dan bukan asal-asalan.
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” 2 Timotius 3:16
Yang ketiga, usahakan untuk senantiasa tenang. Dalam tekanan, kita dengan mudah menjadi panik dan tergesa-gesa, dan sering membuat pikiran menjadi tidak logis lagi. Selama situasi darurat dan proses pendaratan di sungai Hudson, Kapten Sully begitu tenang memimpin seluruh proses persiapan ini. Ia memberikan teladan kepada pramugari dan para penumpang untuk tetap tenang. Bahkan ketika dilakukan pengujian oleh NASA, ternyata diperoleh temuan bahwa Kapten Sully ini begitu tenang dan bisa berpikir jernih.
“Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. “1 Petrus 4:7 (TB)
Yang keempat sekaligus yang terakhir, mari senantiasa mengandalkan Tuhan. Ketika banyak orang memuji keberhasilannya mendaratkan pesawat, Kapten Sully hanya menjawab bahwa sebenarnya dia tidak melakukan apa-apa. Ia hanya melakukan hal yang ia ketahui. Ia berujar Tuhanlah yang melakukan segalanya baginya. Sungguh pernyataan iman yang luar biasa. Saat mengandalkan Tuhan, kita mampu untuk mengambil keputusan dengan baik.
Sumber acuan:
- http://www.cbsnews.com/news/flight-1549-a-routine-takeoff-turns-ugly/
- http://www.foxnews.com/story/2009/01/16/pilot-in-hudson-river-crash-flew-air-force-fighter-jets.html
Sumber gambar: