Berakar dan Dibangun di Dalam Kristus
Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai pokok anggur dan Bapa-Nya adalah pengusahanya. Pokok anggur dapat kita analogikan sebagai akar dan batang dari tanaman. Ambillah semisal pohon jambu atau pohon mangga. Pohon-pohon besar pada umumnya memiliki akar yang jauh menembus lapisan tanah dan batang dengan diameter yang besar. Selanjutnya, para pengikut Yesus disebutkan sebagai ranting-rantingnya.
Dari batang tadi, muncul ranting-ranting berukuran besar kemudian terbagi lagi menjadi ranting dengan ukuran yang lebih kecil. Terlihat jelas, Yesus dan pengikut-Nya adalah sebuah kesatuan yang tidak terpisahkan. Tidak mungkin ada ranting yang terpisah dari pokoknya. Dan sebagai ranting, tidak mungkin ia dapat hidup jika terlepas dari pokoknya. Ia akan segera kering dan mati. Namun, selama ia masih menempel kepada pokoknya, ia tetap hidup, bahkan berbuah lebat.
Lantas pertanyaan muncul, bagaimana kita dapat berakar dan dibangun di dalam Kristus? Jawabannya hanya satu, yaitu harus tinggal di dalam Kristus. Tinggal di dalam Kristus juga berarti Kristus tinggal di dalam diri pengikut-Nya, dengan wujud Firman-Nya sendiri. Firman Allah yang tinggal di dalam Yesus akan membersihkan para murid dari segala dosa dan noda. Firman yang sama juga yang akan menghasilkan buah yang banyak. Yesus berkata, “Siapa yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya ia sama seperti orang yang bijaksana yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.” Mendengar dan melakukan Firman Tuhan. Sekali lagi, mendengar dan melakukan Firman Tuhan menjadi kunci utama untuk bisa tinggal di dalam Yesus. Untuk bisa berakar dan dibangun di dalam Kristus.
Sumber Gambar : BlogSpot