Berlari Menuju Salib
Setiap kali suatu peringatan tsunami diberikan di pantai utara Maui, Hawaii, para penduduk yang tinggal di Hana bergegas naik ke gunung untuk mencari tempat yang aman di ketinggian. Tidak jauh dari situ menjulang sebatang kayu salib tinggi yang ditempatkan di sana bertahun-tahun yang lalu oleh para misionaris. Untuk memperoleh keselamatan fisik, mereka berlari menuju salib itu berada.
Tapi tahukah teman-teman kalau hal serupa sebelumnya sudah dilakukan oleh Musa? Dalam perjalanan menuju ke Tanah Kanaan, Bangsa Israel kembali bertengkar dengan Musa dan bersungut-sungut kepada Allah. Akibatnya Allah yang murka menyuruh ular-ular tedung kepada bangsa Israel sehingga banyak yang mati. Bangsa itu kemudian memohon ampun kepada Allah dan Allah lalu memberikan jalan keluarnya. Allah lalu menyuruh Musa untuk membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Setiap orang yang memandang tiang itu jadi selamat, meskipun dia digigit ular. Tiang itu menjadi tempat pelarian orang Israel untuk mendapat keselamatan fisik. Kisah ini bisa dibaca dalam Bilangan 21:4-9.
Tidak hanya keselamatan fisik saja, kita semua membutuhkan tempat pelarian untuk memperoleh keselamatan rohani. Mengapa? Karena Tuhan memperingatkan kita dalam Firman-Nya: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,” dan “upah dosa ialah maut” (Roma 3:23; 6:23). Kita semua sudah berdosa! Kita semua pasti mati! Apa yang harus kita lakukan? Apakah ada jalan keluarnya? Apakah ada tempat pelarian yang aman? Pelarian untuk memperoleh keselamatan?
Jawabannya: ADA. Kabar baiknya adalah, karena kasih-Nya bagi kita, Bapa telah menyediakan tempat pelarian yang aman! Dia mengutus Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal untuk mati agar kita tidak terpisah dengan-Nya, namun bisa hidup bersama-Nya selama-lamanya (Roma 5:8-10; Kolose 1:19-22).
Tempat pelarian yang aman itu tersedia karena Yesus Kristus telah mati di atas kayu salib dan bangkit dari antara orang mati. Tempat pelarian itu tidak lain dan tidak bukan adalah Salib Yesus yang agung. Apakah teman-teman sudah berlari ke arah salib itu?
Untuk menghindari dosa, ayo berlari menuju salib.