First thing first: Put God first
Artikel ini saya tuliskan setelah berbincang dengan Solya di siang hari ini mengenai fokus di masa depan. Fokus? Dia bercerita mengenai sederet kegiatan yang harus dipilihnya ke depan. Menjadi Ketua Enviro (sebuah majalah Himpunan Teknik Lingkungan), menjadi kepala departemen, atau dalam kepengurusan. Rupanya sudah sejak kemarin dia ingin bertanya, namun tertunda karena saya mengalami masalah kesehatan.
Baiklah akan saya mulai, tidak dapat disangkal bahwa fokus adalah salah satu elemen penting bagi seseorang untuk mencapai tujuan. Ada kekuatan yang luar biasa di balik sebuah tujuan yang terarah dengan tajam. Bayangkan betapa hebatnya tenaga sinar matahari yang diarahkan dengan fokus kepada sebuah titik melalui kaca pembesar. Titik kecil yang terarah itu dapat membakar habis sebuah kertas, bahkan sebuah hutan. Ada juga kekuatan besar di dalam cahaya yang difokuskan menjadi laser. Cahaya lampu yang mungkin tidak berbahaya sama sekali dapat memotong logam tebal ketika ia difokuskan.
Sedemikian berbahayanya kekuatan hidup yang terfokus sehingga iblis senantiasa berusaha membuat anak-anak Tuhan sibuk dan bahkan buta akan tujuan hidup mereka yang sesungguhnya. Kadang ada begitu banyak pintu peluang yang terbuka dan membuat kita bimbang untuk melangkah karena seolah semua peluang itu tampak begitu sempurna. Tidak jarang terbersit keraguan apakah pilihan yang akan diambil merupakan keputusan yang tepat dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Di saat inilah, iblis berhasil membuat manusia melupakan tujuan hidup mereka, yang akan berakhir kepada hidup yang biasa-biasa saja.
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku.
Filipi 3:13
Kutipan di atas mengingatkan kita bagaimana kerinduan rasul Paulus yang paling utama adalah untuk mengenal Tuhan dan bersekutu dengan-Nya. Fokus kehidupan Paulus hingga akhir hidupnya adalah senantiasa melekat kepada Tuhan. Itulah yang membuat ia bertahan dalam pelayanannya dan menjadi salah satu rasul terbesar dalam sejarah. Dalam mengikut Tuhan pasti banyak tantangan dan rintangan yang dia hadapi, namun terbukti, di ujung jalan dia tetap setia dan memelihara iman. Ia berhasil mengakhiri pertandingan dengan baik.
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
2 Timotius 4:7
Siang itu saya hanya memberi masukan tambahan kepadanya. Di dalam hidup ini, sebagai orang percaya kita harus melakukan segala sesuatu yang diinginkan oleh Tuhan. Yang menjadi tujuan dan fokus kita bukanlah tujuan dan fokus pribadi, melainkan tujuan dan fokus Tuhan. Tuhan yang mengambil alih sepenuhnya kapal kehidupan kita. Kita hanya tinggal membangun bagian-bagian kapal yang lain dengan tetap berfokus kepada-Nya. Yang menjadi masalah klasik, kita tidak dapat mengetahui persis apakah yang kita kerjakan sekarang atau yang akan kita kerjakan adalah hal yang Tuhan inginkan? Solya hanya mengangguk pelan karena sebenarnya saran ini adalah saran yang sering saya utarakan kepadanya.
Ketika kita mulai menempatkan kembali Tuhan sebagai prioritas utama kita, percayalah bahwa kekuatan kuasa-Nya akan bekerja dengan dahsyat melalui hidup kita. Yang pertama harus selalu kita lakukan adalah selalu menempatkan Dia dalam posisi penting hidup. Bukan keinginan kita. Bukan juga orang lain. Atau apa pun. Selanjutnya dengarkan dan lakukan segala sesuatu yang Dia inginkan. First thing first: put God first.
sumber gambar : blogspot