GPS: God’s Positioning System
GPS atau Global Positioning System pada dasarnya adalah sistem pencari lokasi via satelit. Disebutkan global karena cakupan wilayah yang dapat dia pantau meliputi keseluruhan dunia. Alat ini sekarang dengan mudah kita temukan dalam telepon genggam, mobil, bahkan komputer kita.
Kemampuan yang dimiliki oleh GPS mengingatkan saya akan “Allah yang melihat segalanya.” Bagi manusia tentu ini adalah hal yang amat menenangkan, mengetahui bahwa Allah selalu menyertai dan mengawasi kita. Saat mengujungi daerah baru, semisal di Palembang, Bali dan Nusa Penida, atau Jember dahulu, saya tidak takut tersesat. Mengapa? Karena saya dapat selalu mengetahui di mana saya berada melalui fitur GPS yang ada dalam handphone saya. Dengan fitur itu, saya dapat merencanakan perjalanan maupun arah yang ingin saya tempuh ke tempat tujuan saya. Bayangkan jika Anda tersesat dan tanpa alat bantu apapun termasuk GPS. Ada pelbagai macam perasaan campur aduk: takut, bingung, sedih, mencari arah dan bantuan, dan sebagainya. Begitu pula kehidupan ini, saat kita kehilangan jejak dan tidak tahu harus melangkah ke mana. Berapa menenangkannya bahwa Allah menyertai Anda dan saya, dan Ia tidak pernah kehilangan jejak kita.
GPS: God Positioning System
Raja Daud juga berbicara tentang kemahahadiran dan kemahatahuan Tuhan di dalam Mazmur.
Kemana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu memegang aku. Jika aku berkata: “Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,” maka kegelapan pun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelaman sama seperti terang. (Mazmur 139:7-12)
Pada Mazmur ini, Daud menggunakan gaya bahasa ekstremis, yaitu membandingkan kedua hal yang berlawanan untuk menyatakan suatu maksud. Jika ia pergi ke surga atau ke laut yang dalam, Allah ada di kedua tempat itu dan di antara kedua tempat itu. Jika ia terbang dengan sayap fajar (ke arah timur) dan membuat kediaman di ujung laut (barat), Allah ada di kedua tempat itu dan di antara kedua tempat itu. Jika ia berada di kegelapan, Allah ada di sana. Jika ia ada di terang, Allah juga ada di sana. Allah ada di semua tempat. Daud merasa tenang mengetahui bahwa Allah ada di mana pun dalam perjalanan hidupnya.
Tetapi ide kemahahadiran Allah ini melebihi gagasan mengenai GPS umumnya. GPS adalah sistem yang “hanya melihat” kita. Namun, Allah tidak “hanya melihat” melainkan ia menyertai kita.
Anggaplah Anda sedang berada di pinggir pantai bersama dengan anak-anak Anda. Mereka bermain air dan pasir di pinggir pantai. Anda mengawasi mereka dari jauh untuk memastikan keamanan mereka. Dari kejauhan, Anda tentu dapat melihat mereka. Namun, apakah Anda tahu apa yang anak Anda pikirkan dan rasakan? Apakah mereka takut pada gelombang dan ombak yang datang? Apakah mata mereka pedih karena terkena pasir atau keringat? Apakah mereka senang dapat bermain? Pertanyaan-pertanyaan itu baru dapat Anda ketahui ketika Anda berada di dekat mereka. Itulah yang Tuhan lakukan bagi kita.
Kisah Para Rasul 17 menjelaskan mengenai kedekatan Tuhan dalam kehidupan kita. Rasul Paulus saat itu sedang berbicara kepada orang-orang berhikmat di Athena yang membanggakan diri karena tidak mengenal Tuhan. Paulus menyampaikan kedekatan Tuhan, “Supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.” (Kisah Para Rasul 17:27-28)
“Kita hidup, kita bergerak, kita ada.” Paulus mau mengatakan bahwa Tuhan adalah udara yang kita hirup. Kita tidak dapat menyentuh, melihat, merasakannya–namun udara ada di sana. Tanpa udara, kita mungkin akan mati dalam tiga atau empat menit. Tuhan itu adalah seperti itu bagi kita. Ia mengelilingi kita dengan kehadiran dan penyertaan-Nya. Kemana kita pergi, Ia selalu ada karena Ia ada di mana-mana.
Sumber gambar: www.gpsvamoscontigo.com, warungsatekamu.org