Jaminan Penyertaan Tuhan Yesus
Saya akan memulai renungan ini dengan suatu pertanyaan:
Seberat apakah pergumulan Tuhan Yesus di taman Getsemani?
Saya sendiri sangat sulit untuk membayangkannya. Tapi keadaan itu sangat mencekam, menakutkan, karena Yesus harus mati untuk menebus segala dosa dan kesalahan manusia.
Jaminan Penyertaan Tuhan Yesus
Seberat apakah pergumulan Tuhan Yesus di taman Getsemani? Lukas melukiskan dengan jelas dalam perikop kita kali ini. Begitu berat sehingga Yesus berdoa, “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku”. Ibarat orang yang diperhadapkan pada secawan racun yang harus dia minum, Yesus meminta kepada Bapa agar cawan penderitaan yang harus Dia hadapi, bila mungkin, dihindarkan dari-Nya. Begitu berat pergumulan Tuhan Yesus, sehingga Lukas mencatat bahwa keringat-Nya seperti tetesan darah. Begitu gentar perasaan Tuhan Yesus sehingga malaikat pun tampil untuk memberikan kekuatan.
Apa yang berat dari pergumulan tersebut? Dari sisi kemanusiaan-Nya, Ia sedang menghadapi penderitaan yang berujung kematian. Namun Yesus sadar, kematian-Nya itu diperlukan untuk penyelamatan manusia berdosa. Tidak ada cara lain kecuali mati di salib menggantikan hukuman dosa umat manusia. Lebih dari itu, sebagai sosok Ilahi, Yesus harus menanggung dosa umat manusia di atas salib. Allah yang tidak mengenal dosa, dibuat menjadi seperti berdosa. Namun itulah kehendak Allah Bapa demi keselamatan umat manusia yang Dia kasihi. Beban semakin bertambah karena para murid, yang diharapkan memberi dukungan moral dan rohani, justru tertidur dalam dukacita.
Di mana letak kemenangan Yesus? Saat Ia berani menaklukkan kehendak diri-Nya di bawah kehendak Bapa! Tuhan Yesus bukan sekadar tahu bahwa tidak ada jalan lain, tetapi Ia juga tahu bahwa itulah yang Bapa inginkan. Relasi-Nya dengan Allah Bapa menjadi kekuatan untuk taat pada kehendak Bapa. Saat anak Tuhan menghadapi ujian seperti yang Yesus hadapi, ia harus berani menaklukkan kehendaknya kepada Allah. Maka pada saat itulah kemenangan terjadi. Allah tidak pernah keliru menetapkan rencana dan kehendak-Nya atas hidup kita. Maka jangan pernah meragukan Dia. Percayalah, waktu Allah mengizinkan kita meminum cawan pahit, Kristus akan hadir menyertai dan memampukan kita meminumnya.
Kalau kita sadar begitu besarnya kasih Tuhan Yesus, yang sampai mati karena dosa kita, masakan kita masih belum percaya? Masakan kita masih meragukan kasih-Nya? Masakan kita masih ragu akan kebaikannya? Masakan kita masih mempertanyakan pernyertaannya?
Sumber Gambar : BlogSpot