Jangan Mempersalahkan Siapapun
Dalam kasus pemboman yang terjadi di Gereja Oikumene Samarinda pada hari Minggu 13-11-2016 pukul 10.30 yang mengakibatkan ada 4 korban terluka. Satu diantaranya sudah kembali ke rumah Bapa di Sorga. Namanya Intan Marbun, boru yang sama dengan ibu saya. Beritanya tersebar luas memalui media maupun grup-grup, terutama kumpulan orang Batak.
Dalam hal ini, iman kekristenan kita di uji apakah kita membalas, mengutuk atau mempersalahkan? Namun, Firman Tuhan berkata bahwa hak-Kulah pembalasan itu. Bagi orang percaya apapun kejadian yang kita alami harus tetap berkata Tuhan itu baik. Dan bersyukur, kita juga diajak untuk jangan mempersalahkan siapapun. Bukannya lemah atau tidak mampu berbuat apapun, namun kita percaya bahwa Allah punya rencana dibalik kejadian tersebut.
Secara logika manusia ini sangat keji dan menyakitkan bahkan rasanya ingin membalas dan mengutuki pelaku bom tersebut. Apalagi korbannya adalah anak-anak yang tidak berdosa. Namun sebagai orang Kristen kita tidak perlu membalas ataupun mengutuki, kita harus tetap bersyukur kepada Tuhan karena Dia baik. “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan, ” (Roma 12:19).
Kebanggaan kita sebagai pengikut Kristus adalah tentang ajaran-Nya yang paling utama, yakni kasih. “Tetapi Aku (Yesus) berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Matius 5:44). Ketika kita tetap mengasihi musuh dan bahkan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita menunjukkan bahwa kita adalah anak-anak Bapa di Sorga. Kita tidak sama dengan orang-orang di dunia.
Khusus bagi keluarga korban (Orang tua Intan dan juga keluarga besar), kejadian ini memang berat dan menyedihkan. Mungkin saja pikiran melayang dan berandai-andai Intan tidak bermain di teras gereja minggu kemarin. Mungkin dia tidak terluka karena bom bahkan meninggal dunia. Kesedihan itu memang masih ada. Namun, saya percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita tidak ada yang kebetulan, dan semuanya terjadi seijin Tuhan. Bagi orang yang percaya, meninggalkan dunia ini berarti rumah kita di Sorga sudah selesai. “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada,” (Yohanes 14:3).
Mari tetap semangat menjalani hidup. Kesedihan masih ada dan itu normal, namun jangan sampai hidup kita dikuasai dan diliputi oleh kesedihan itu. Kita harus bangkit dan bersemangat. Allah tahu yang terbaik dan rencananya selalu indah dalam kehidupan kita masing-masing. Selamat jalan Intan, sampai bertemu di Sorga kelak.
Ijinkan saya menutup renungan ini dengan reffrein lagu KJ 346:
Sampai bertemu, bertemu,
sampai lagi kita bertemu;
sampai bertemu, bertemu,
Tuhan Allah beserta engkau!
Sumber gambar: Intan Marbun/pecinta budaya Batak facebook