Jesus yang Belum Kukenal – Siapa sebenarnya Yesus
Siapa sebenarnya Yesus? Ketika pertanyaan ini dihadapkan, saya akan bercerita seperti ini. Pertama kali saya dipertemukan dengan Yesus adalah saat saya masih kecil, menyanyikan lagu “Yesus Sayang Padaku” di Sekolah Minggu. Sejak kecil juga saya sudah terbiasa menyampaikan doa-doa sebelum tidur yang dimulai dengan “Tuhan Yesus yang baik”, membaca komik-komik Alkitab bahkan memenangkan beberapa lomba yang berkaitan dengan pengetahuan Alkitab juga sudah menjadi pengalaman tersendiri.
Siapa Sebenarnya Yesus?
Saya masih ingat khususnya sebuah gambar di dalam Sekolah Minggu yang digantung di dinding ruang kebaktian tempat kami biasa bernyanyi bersama. Yesus memiliki rambut panjang dan bergelombang, tidak seperti gambaran orang yang umumnya saya ketahui. Ia memegang sebuah tongkat dengan tangan yang lainnya memegang tongkat. Ia adalah seorang gembala yang begitu perhatian dengan domba-domba-Nya.
Seiring dengan berjalannya waktu, saya terkejut dengan suatu gambar kembali. Sebuah gambar yang melukiskan bagaimana Yesus disalibkan, dengan kedua tangan dan kakinya dipakukan di kayu salib. Ia terluka dan berdarah. Dan lukisan ini yang kemudian menyadarkan saya akan pengetahuan saya yang begitu rendah selama ini akan Yesus. Pertanyaan siapa sebenarnya Yesus kembali mengambang dalam pikiran saya.
Pengalaman-pengalaman yang datang di masa-masa SMA dan perkuliahan saya secara langsung maupun tidak langsung menyadarkan saya akan pentingnya sebuah hubungan pribadi dengan Yesus. Jauh melebihi persekutuan atau ibadah biasa di mana kami sama-sama bernyanyi dan membaca firman, perjumpaan dengan Yesus menjadi sebuah momen yang tidak terlupakan. Dan hingga kini, ketika saya memiliki kesempatan untuk melihat kebelakang, setidaknya ada beberapa hal yang membuat aku bersyukur, sangat-sangat bersyukur. Dan saya begitu bersyukur karena saya tidak mungkin dapat menerima semua pengalaman ini tidak mungkin dapat saya rasakan ketika saya tidak memperoleh karunia terbesar itu–menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saya.
Memang tidak dapat dipungkiri, kadang “Yesus” saya mulai tumbuh di tempat yang jauh. Saya mendirikan kehidupan saya jauh dari yang sesungguhnya Dia inginkan. Namun, Ia bukanlah Tuhan yang selalu membimbing dan menuntun saya. Jauh lebih dari apa yang dapat saya bayangkan, Ia selalu berikan. Ia mengerti saat-saat terendah saya dan Ia selalu menyediakan tangan untuk mengangkat saya dan bahu untuk saya dapat bersandar kepada-Nya.
Yesus adalah manusia, seorang Ibrani dari kota Galilea. Seorang yang berbeda dengan semua orang karena Dia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain sebelumnya. Ia tidak sama dengan orang-orang pada masa itu. Seperti yang dikatakan Pascal, “Gereja mempunyai kesulitan untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah seorang manusia ketimbang mengabaikan kenyataan bahwa Ia adalah Tuhan.“
Beberapa tulisan ke depan saya akan mencoba menceritakan siapa sebenarnya Yesus. Ini bukan cerita saya. Pencarian akan Yesus adalah pencarian pribadi yang terus-menerus. Pencarian terhadap pertanyaan siapa sebenarnya Yesus.