Kekristenan Adalah Kristus itu Sendiri
Kita sudah sampai di artikel terakhir dalam tema “Perbedaan Kristen dengan Agama Lainnya di Dunia”. Ijinkan saya merangkumnya singkat untuk teman-teman semua.
Kekristenan berbeda dengan agama lainnya. Kalau agama-agama lain selalu didasarkan pada ajaran dan doktrin yang disebarkan oleh pemimpin agama, Kristen tidak. Kristen berdasar pada Yesus Kristus sendiri. Kekristenan adalah Kristus itu sendiri.
Kekristenan Adalah Kristus Sendiri
Apakah teman-teman sudah mengerti kalimat di atas? Kalau teman-teman menganggukkan dagu, mengiyakannya, jangan lupakan juga konsekuensi logis dari kalimat di atas. Karena agama lain berdasarkan pada ajaran manusia, agama itu pasti mungkin salah. Sebab, dasar agama itu sendiri pada ajaran manusia yang terbatas dan mungkin salah, makanya agama itu pasti mungkin salah.
Tidak halnya dengan iman Kristen. Kristen mempercayai Yesus Kristus dan menjadikan-Nya dasar. Karena Yesus berkata bahwa diri-Nya adalah kebenaran (Yohanes 14:6), maka Dia pasti benar dan tidak mungkin salah. Dengan kata lain, iman Kristen tidak mungkin salah.
Di akhir artikel ini ijinkan saya mengutip perkataan Teolog John Stott yang terkenal.
Saya akan memanggil tiga orang saksi mata untuk mengkonfirmasi hal ini: satu dari Afrika, satu dari Eropa, satu dari Asia. Professor John Mbiti dari Kenya menulis, “Keunikan dari Kekristenan adalah dalam Kristus sendiri.” Stephen Neill, seorang pendeta senior mengatakan, “Pepatah lama bahwa Kekristenan adalah Kristus adalah benar seutuhnya.” Tapi daripada kedua testimoni sebelumnya, saya pikir perkataan Sadhu Sundar Singh adalah yang paling hebat.
Sadhu Sundar Singh dulu adalah pengikut agama Sikh dan telah menjadi pengikut Yesus. Dalam percakapannya dengan seorang profesor beragama Hindu, sang profesor bertanya padanya, “Apa yang kamu temukan dalam Kristen yang tidak ada dalam agama sebelumnya?” Sadhu Sundar Singh menjawab, “Saya telah menemukan Yesus Kristus.” Profesor itu menanggapi, “Ya aku tahu itu. Tapi apa ada doktrin atau prinsip-prinsip baru yang kamu dapatkan?” “Hal baru yang kutemukan,” jawab Sadhu Sundar Singh, “adalah Yesus Kristus. Yesus Kristus dan pengetahuan akan Yesus adalah hal baru yang membedakan Kekristenan dengan yang lainnya.“
(kutipan dalam bahasa Inggris)
As the famed scholar John Stott once put it,
Let me call three witnesses to confirm this: one from Africa, one from Europe, and one from Asia. Professor John Mbiti from Kenya writes, “The uniqueness of Christianity is in Jesus Christ.” Or here is Bishop Stephen Neill, “The old saying that Christianity is Christ is almost exactly true. The historical figure of Jesus of Nazareth is the criterion by which every Christian affirmation has to be judged and in the light of which it stands or falls.” But better, I think, even than those two testimonies is one of that great Indian mystic, Sadhu Sundar Singh who had been a Sikh and then became a follower of Jesus. He was asked once by a Hindu professor what it was that he had found in Christianity, as he put it, that he had not found in his old religion. “I have found Christ,” said Sadhu Sundar Singh. “Oh yes, I know,” said the professor rather impatiently. “But what particular doctrine have you found or principle that you did not have before?” “The particular thing I have found,” replied Sadhu Sundar Shingh, “is Christ!” It’s Jesus Christ himself and our personal knowledge of him that is the distinctive mark of the followers of Jesus.
Artikel dalam tema yang sama:
1. Perbedaan Kristen dengan Agama Lainnya
2. Perbedaan Kristen dengan Agama Lainnya–Dasar Iman
3. Perbedaan Kristen dengan Agama Lainnya–Siapakah Yesus?
4. Dampak Yesus dalam Sejarah Dunia
5. Perbedaan Kristen dengan Agama Lainnya–Pokok Iman
6. Asal Mula Kristen dengan Agama Lainnya
7. Kekristenan Adalah Kristus itu Sendiri