Komitmen Cinta kepada Kristus
Komitmen Cinta kepada Kristus: Raja Pontas Lumban Tobing – Di awal pelayananannya, Nomensen pergi berkeliling dan sampai ke di desa Raja Aman dari LumbanTobing. Nommensen berharap Raja Aman Lumbantobing dapat mengizinkannya tinggal di sana sambil memberitakan Injil. Namun, ternyata Raja Aman Lumbantobing sedang pergi kedesa lain membawa isterinya yang sedang sakit keras.
Melalui seorang utusan, Nommensen menyampaikan niatnya ini kepada Raja Aman Lumbantobing, akan tetapi Raja Aman Lumbantobing menolak. Nommensen kemudian meminta utusannya ini untuk kembali menemui Raja Aman Lumbantobing untuk kedua kalinya dengan pesan, “Sekembalinya Raja Aman ke desanya, penyakit istrinya akan hilang”. Raja Aman kemudian berkata, apabila perkataan Nomensen itu benar, maka dia akan mengizinkan Nomensen tinggal di rumahnya. Kenyataannya, penyakit istri Raja Aman sembuh. Raja Aman Lumbantobing kemudian mengizinkan Nomensen tinggal di rumahnya.
Akan tetapi, pada mulanya Raja Pontas Lumban Tobing tidak mau menerima Nommensen. Dia pun berusaha memengaruhi Raja-Raja di Silindung supaya menolak kehadiran Nommensen, karena dianggap sebagai perpanjangan tangan Belanda. Sebaliknya, Raja Aman Dari Lumban Tobing, juga berusaha memengaruhi Raja-Raja di Silindung untuk menerimanya. Sehingga masyarakat di sekitar Silindung terbagi dua dalam hal penerimaan terhadap Nomensen. Walaupun masyarakat Silindung terbagi dua, di mana ada yang menerima dan ada yang menolak Nommensen, Nommensen tetap berada di Tarutung dan memulai pelayanannya mengabarkan Injil kepada suku Batak.
Namun, seiring berjalannya waktu dan berkat kuasa penyertaan Tuhan, satu tahun kemudian, pada 27 Agustus 1865, Nomensen dapat melakukan pembaptisan pertama kepada satu orang Batak. Bahkan di kemudian hari, Raja Pontas Lumban Tobing yang dulunya menolak Nommensen, meminta supaya dia dan keluarganya turut dibaptiskan. Pada saat itu juga Raja Pontas meminta supaya Nomensen pindah dari Huta Dame ke Pearaja. Setelah Raja Pontas dan keluarganya masuk Kristen, masyarakat Silindung makin banyak masuk Kristen.
Raja Pontas menunjukkan tindakan kasih Kristus melalui tindakannya. Setelah menerima Yesus Kristus, Raja Pontas menunjukkan komitmen cinta kepada Kristus melalui tindakannya. Kesaksian nyata melalui tindakan itu ternyata ampuh bagi masyarakat Batak, yang secara perlahan mau menerima kehadiran Injil dan Kristus. Pertumbuhan gereja yang awalnya begitu lambat menjadi amat pesat. Pekabaran Ijil yang ampuh telah ditunjukkan oleh Raja Pontas kepada kita, bukan melalui khotbah pendeta, melainkan melalui teladan keseharian. Raja Pontas mengambil bagian itu, ia menjadi orang yang menceritakan Kristus di masa awal-awal pendirian Gereja Batak. Tanpa kehadiran Raja Pontas, mungkin keberadaan gereja-gereja Batak tidak akan seperti ini.
Komitmen cinta kepada Kristus terlihat selama kehidupan Raja Pontas Lumban Tobing, bahkan sampai akhir hidupnya. Ia tetap setia dan cinta kepada Yesus Kristus sampai akhirnya. Bahkan saat-saat menjelang kematiannya, saat ditanya, “Apakah ada yang dia inginkan untuk dilakukan?” Raja Pontas menjawab, “Ndang adong be na hu pangido asing ni panghophop ni Tuhan Yesus.” Yang kurang lebih berarti, “Tidak ada apapun yang kuinginkan lagi kecuali naungan kasih Tuhan Yesus.”
Ia juga menghimpun seluruh keluarga besarnya dan berkata, “Hu pangido gomos tu hamu asa unang menimbil hamu sian Jesus Kristus, Tuhan jala Sipalua hita.” “Aku meminta agar kamu tetap setia kepada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.”