Korban yang Sesungguhnya
Apa yang terbersit dalam benak teman-teman ketika mendengar kata korban? Ah, pasti kambing, domba, burung dan masih banyak binatang-binatang lainnya. Bila membaca kitab Imamat, saya yakin teman-teman akan langsung bosan, karena ada terlalu banyak korban ini dan itu, jumlah dan ketentuannya, cara mempersembahkannya dan masih banyak lagi. Semua aturan yang ada nampaknya memberatkan manusia untuk dapat mempersembahkan korban bagi Allah. Tidak hanya caranya yang ribet, namun juga jenis binatang yang dipersembahkan juga berbeda-beda sesuai dengan jenis korbannya.
Yesus adalah Korban yang Sesungguhnya
Sebenarnya, korban penghapus dosa sesungguhnya bukanlah bertujuan me-ribet-kan manusia, harus mempersembahkan ini dan itu kalau berdosa. Perintah Tuhan Allah untuk mempersembahkan korban, adalah sebagai PENGINGAT bahwa ADA HARGA YANG HARUS DIBAYAR UNTUK PENGAMPUNAN DOSA. Harga dosa adalah mati. Jadi agar dosa diampuni, harus ada yang mati. Nah, binatang yang dipersembahkan nantinya akan dibunuh, dan kematian binatang itu adalah harga yang dibayar manusia agar dosanya diampuni.
Kita sudah belajar tentang makna korban yang sesungguhnya. Terlepas dari cara persembahan yang ribet, binatang yang dipersembahkan juga tidak tanggung-tanggung. Domba atau kambing, setiap kali berdosa. Kalau dihitung-hitung, 10 juta tiap kali berdosa. Wah, gawat dong! Kalau dia seorang peternak atau orang kaya, mungkin masalah korban tidak menjadi masalah. Namun bagaimana jika dia seorang yang miskin? Masakan karena dia miskin, tidak bisa mempersembahkan korban, lantas dosanya tidak diampuni? Nah, untuk masalah ini Allah punya jalan keluarnya.
Dalam Imamat 4-5 mengenai korban penghapus dosa, dibahas mengenai jenis-jenis binatang yang boleh dibawa sebagai korban. Biasanya korban berupa domba atau kambing. Tapi untuk orang yang tidak mampu, ia bisa mempersembahkan dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Kalau ia tidak masih tidak mampu juga, Allah mengizinkan membawa sepersepuluh efa tepung sebagai korban. Indah bukan? Bahkan bagi orang yang paling kecil, miskin, tidak berharga sekalipun, Allah tetap menyediakan jalan keluar. Biarpun bukan binatang, dosa masih tetap diampuni. Biarpun darah tidak tercurah, dosa masih tetap diampuni. Begitu baiknya Allah bagi manusia.
Disinilah makna “korban penghapus dosa” yang sesungguhnya. Korban adalah jalan keluar bagaimana caranya dosa bisa diampuni, bagaimana manusia bisa kembali mendekat kepada Allah.
Korban-korban dalam Perjanjian Lama sesungguhnya adalah cermin akan korban yang sesungguhnya. Cermin akan peristiwa Yesus yang menjadi korban penebus dosa manusia. Ketika manusia tidak lagi bisa menyanggupi permintaan Allah sebagai syarat pengampunan dosa, Allah sendirilah yang menyediakan korban itu. Allah mengorbankan Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal untuk menebus seluruh dosa dunia di segala tempat dan waktu. Yesus sungguhlah korban yang sesungguhnya. Yesus adalah Allah yang menjadi korban yang sesungguhnya, korban atas dosa kita.
Sumber Gambar : BlogSpot