Kristen Lebih Dari Sekedar Agama
Intisari iman Kristen adalah relasi cinta kasih dengan Tuhan Sang Pencipta. Kedengarannya begitu sederhana, namun sesungguhnya begitu kompleks.
Dalam agama-agama di dunia, ibarat sebuah SEGIEMPAT, ada empat unsur yang menyusun sebuah agama, yaitu (1) eksistensi Sang Ilahi, (2) adanya wahyu yang diturunkan Sang Ilahi, (3) adanya penerima wahyu yang kemudian menjadi pendiri agama, dan (4) adanya penganut ajaran wahyu yang diterima itu. Kita bisa melihat buktinya dalam agama seperti Hindu, Budha, dan Islam. Ada Sang Ilahi, kemudian ada wahyu yang diturunkan. Ada Budha dan Muhammad yang menerima wahyu, serta pengikut dan pemeluk ajaran tersebut.
Urutan dari 1 ke 4 itu tidak bisa berubah dan tidak bisa dilompati. Makanya kalau kita berpikir logis, semua pemeluk agama di dunia tidak datang kepada sang penerima wahyu, mereka hanya datang kepada ajaran agama. Lebih dalam lagi, pemeluk agama juga tidak datang kepada Sang Ilahi. Pemeluk agama hanya mampu melakukan aturan-aturan yang diajarkan, tanpa punya kesempatan untuk datang kepada Sang Ilahi.
Bagaimana dengan sang penerima wahyu? Tugas penerima wahyu atau pendiri agama hanyalah menerima wahyu dan menyebarkannya. Dia tidak mampu menunjukkan jalan kepada sang Ilahi, dia hanya bisa memandu orang-orang untuk mengikuti ajaran yang diterimanya, tidak lebih. Sebab memang itu kodratnya. Karena tugas pendiri agama sangat terbatas, makanya usianya pun terbatas. Pendiri agama bisa mati.
Kristen Lebih Dari Sekedar Agama
Lalu apa bedanya agama Kristen dengan agama-agama lainnya? Yesus telah berkata bahwa Dialah jalan dan kebenaran dan hidup (Yohanes 14:6). Dia adalah Allah sendiri. Yesus bukanlah penerima wahyu. Yesus bukan juga pendiri agama. Yesus tidak mengikuti wahyu dan ajaran siapapun. Dia sendiri adalah Allah yang mewahyukan diri (Firman yang telah menjadi daging).
Yesus, Dialah Allah sendiri. Allah yang menunjukkan diri pada manusia. Tidak ada wahyu yang diturunkan, tidak ada penerima wahyu. Makanya keempat unsur agama yang diatas tidak bisa diterapkan dalam Kekristenan. Kristen berbeda dengan agama lainnya. Kristen lebih dari sekedar agama.
Jadi simbol apa yang bisa digunakan untuk menggambarkan Kekristenan? Simbol tersebut adalah GARIS. Hanya ada dua titik di ujungnya, Allah dan saya. Allah sendiri yang telah berfirman, dan saya mendengarkannya. Saya pun tidak terhalang status. Saya tidak perlu ajaran, tidak perlu pendiri agama dan lainnya. Sebab saya bisa langsung menghadap Allah.
Jadi intinya, Kristen lebih dari sekedar agama. Lebih dari sekedar seperangkat peraturan ini dan itu. Kekristenan adalah relasi dengan Tuhan. Tuhan mencintai saya. Saya mengasihi Tuhan. Itu saja.
Terus kalau begitu, kekristenan tidak perlu peraturan dan ajaran agama? Jelas perlu, tapi itu bukan lagi tujuan utama. Karena saya mencintai Tuhan, maka saya dengan senang hati melakukan segala sesuatu untuk menyenangkan hati Tuhan. Dan segala sesuatu itu telah terangkum dalam ajaran agama. Inilah maksud dari Hukum yang Terutama.
Yesus tidak datang ke dunia dengan membawa sistem keagamaan. Yesus tidak membawa agama. Yesus datang ke dunia untuk membawa sebuah konsep baru hubungan Allah dengan manusia, seperti bapa dan anak, pokok anggur dan carangnya, mempelai laki-laki dan perempuan, tubuh dan anggota-anggotanya, suami dan istri, tuan dan hamba, guru dan murid. Kesemuanya itu berbicara tentang jalinan hubungan yang erat.
Hubungan dan relasi yang erat dalam Kekristenan inilah yang menjamin kita dapat menghadap Allah. Tidak seperti agama lainnya. Agama lain hanya bisa mengantar kepada aturan ini itu saja, tidak lebih. Agama lain tidak akan pernah bisa mengantar kepada Tuhan.