Life of Pi, Apa Semua Agama itu Sama?
Kalau perjalanan pulang ke Indonesia jadi yang paling saya tunggu-tunggu, perjalanan kembali ke Jepang mungkin jadi hal yang paling saya benci. Mengapa? Teman-teman bisa membaca ungkapan hati saya di tulisan yang berjudul Merenung dalam Pesawat. Kali ini saya tidak mau curhat lagi. Tapi saya ingin bercerita tentang sebuah film “Life of Pi” yang menurut saya sangat bagus. Saya menonton film ini di angkasa, saat pesawat dari Jakarta sedang mengudara menuju ke Tokyo, Jepang.
Setelah pramugari memberikan snack malam, saya pun membuka bungkusan selimut dan bantal, mengaturnya agar nyaman duduk. Dan seperti biasanya, saya tidak bisa tidur. Kejadian sama seperti tahun lalu terulang lagi. Mungkin karena suasana pesawat yang terlalu gelapkah, atau udara dingin dan kelembaban yang rendahkah, pokoknya saya sulit sekali memejamkan mata dan beristirahat.
Life of Pi, Apa Semua Agama itu Sama?
Saya pun menyalakan layar di depan tempat duduk dan memilih untuk menonton film yang tersedia. Saya beberapa kali melihat tayangan preview film-film yang ada, dan akhirnya saya memilih untuk menonton The Life Of Pi. Berikut adalah sedikit perkenalan mengenai film ini.
The Life of Pi adalah film adaptasi dari dari novel bestseller Yann Martel. Kisahnya berpusat pada tokoh utama Pi, yang lolos dari kecelakaan kapal tenggelam, dan terapung berhari-hari di lautan luas bersama seekor Harimau Bengal (Bengal Tiger).
Ceritanya sangat seru dan plotnya pun mengalir baik. Animasi dan kualitas gambar pun nomor satu. Begitu bagus dan imajiner menggambarkan keadaan laut luas. Tapi bukan itu yang ingin saya bahas kali ini. Saya ingin membahas mengenai Pi, si tokoh utama yang menganut tiga ajaran agama sekaligus, Hindu, Kristen, dan Islam.
Pi, seorang muda keturunan India yang dibesarkan dalam keluarga yang memegang ajaran Hindu. Suatu waktu saat dia pergi ke Gereja kecil dan bertemu seorang pendeta, dia mengetahui sosok Yesus yang mau disalib untuk orang lain. Dia begitu tersentuh dengan kasih Yesus dan mengikuti ajaran Kristen. Tapi di lain waktu, dia juga tertarik untuk belajar dan mengikuti agama Islam. Ada scene dimana dia ikutan sholat bersama di sebuah mesjid. Pi berpikir dengan mengetahui agama-agama itu dia bisa menggapai Sang Mahakuasa.
Sebetulnya itulah yang sedang terjadi dalam kehidupan kita sekarang ini. Orang-orang demi tujuan “menjaga kerukunan” berkata kencang-kencang bahwa semua agama itu sama. Semua agama itu bermaksud baik untuk menolong manusia mencapai Allah. Tapi betulkah begitu adanya? Apakah semua agama itu sama? Semua agama itu benar? Semua agama menuju kepada Allah?
Tetaplah terus membaca tulisan saya yang selanjutnya.
sumber gambar: blogspot