Melatih Otot
Tuhan mengasihi semua orang. Ia sama mengasihi semua orang, baik tua-muda, kaya-miskin, jahat-baik atau kualifikasi lainnya yang mustahil disebutkan di sini. Dia menciptakan sinar matahari dan hujan bagi semua orang. Bahkan, Dia mengirimkan anak-Nya sendiri, Yesus Kristus untuk mati di kayu salib bagi semua orang.Karena Dia menunjukkan kasih-Nya kepada mereka yang percaya kepada-Nya, Dia bersikap bijaksana dalam menentukan pencobaan-pencobaan di dalam kehidupan ini. Yakinlah, Tuhan hanya mengijinkan pencobaan yang sanggup kita atasi.
Ketika Tuhan Melatih Otot Kita
Ketika Tuhan mengijinkan orang percaya mengalami pencobaan, ini seperti seorang pelatih yang mendorong atletnya untuk melatih otot. Pelatih ini tidak hanya mengetahui bagaimana membangun kekuatan pada setiap otot, tetapi mengetahui juga dengan tepat berapa berat badan yang harus diberikan kepada otot itu agar dapat menjadi kuat. Pelatih yang baik tidak akan memberikan beban yang berlebihan, sebelum otot itu siap, supaya otot tersebut tidak terluka. Melatih otot agar dapat digunakan untuk mengangkat beban yang lebih berat dan sulit.
Tuhan mengijinkan kita dicobai karena beberapa alasan. Pertama, Ia ingin memperkuat bagian diri kita yang lemah. Mungkin otot iman kita masih lemah, sehingga tidak salah bukan jika Ia melatih otot kita? Kedua, Dia mengajar kita untuk lebih siap menerima karunia-karunia yang lebih besar kepada kita. Saat kita terus bertumbuh di dalam Tuhan, kita akan semakin mengerti apa yang harus ktia lakukan dalam peran kita di rencana agungnya.
Orang-orang percaya yang jatuh ke dalam pencobaan juga dikasihi Tuhan sama seperti mereka yang mampu bertahan mengatasi pencobaan. Masalahnya bukan kasih–tetapi kepercayaan. Otot iman kita belum siap untuk mengangkat beban yang lebih berat. Kita semua dicobai–dan itu bukan dosa. Tetapi jatuh ke dalam pencobaan itu bisa menuntun kita kepada dosa. Meskipun demikian, Allah selalu memberikan pengampunan kepada kita jika kita mengaku berdosa kepada-Nya. Dia tahu bahwa orang-orang Kristen akan terus-menerus membuat kesalahan di dalam proses bertumbuh di dalam Tuhan. Tetapi di suatu hari, kedisiplinan dan kedewasaan akan membuat kita mampu melewati cobaan-cobaan itu.
Kehidupan orang percaya bukanlah kesempurnaan. Kita terus berusaha menuju kepada kesempurnaan itu, itulah mengapa kita membutuhkan seorang Juruselamat. Jangan takut menghadapi pencobaan di dalam hidup ini, karena satu hal yang kita tahu pasti, bahwa Allah turut bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Amin.