Membangunkan Yesus
“Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: ‘Diam! Tenanglah!'” (Markus 4:39)
Di beberapa kesempatan saya merasakan Allah turut serta aktif dalam setiap hal yang saya lakukan. Ia menyertai saya saat mengikuti ujian-ujian, Ia menuntun saya dalam pelayanan, bahkan Ia turut membantu saya merancangkan agenda harian saya selama ini. Namun selalu saja ada saat-saat di mana saya merasakan kesendirian. Semuanya sebenarnya berjalan lancar dan baik-baik saja. Namun, kesendirian itu mengharuskan saya untuk membangunkan Yesus.
Saat Membangunkan Yesus…
Apa yang dilakukan oleh para murid waktu itu mungkin sering kita anggap sebagai wujud ketidakpercayaan mereka. Sudah tahu ada Yesus di dalam perahu mereka, eh kok malah takut tenggelam. Gak mungkin lah! Tetapi baru-baru ini saya belajar bahwa murid-murid itu telah melakukan hal yang penting. Mereka datang kepada Yesus. Mereka menjadikan Yesus sebagai satu-satunya penolong di saat-saat itu. Yang mereka ingat hanya satu: Yesus saja!
Apa yang akan kita lakukan saat kita terjebak dalam suatu keadaan sulit dan seakan-akan seperti tidak ada jalan keluar? Para murid mengalami hal yang sama saat itu. Mereka berada di tengah-tengah badai yang mengamuk dan siap mengancam jiwa mereka. Mereka segera datang dan menghampiri dan membangunkan Yesus. Pertanyaannya adalah: jika kita mengalami badai-badai serupa dalam hidup ini, apakah kita akan datang kepada Yesus? Mungkin kita akan berusaha sendiri dengan mengandalkan kekuatan kita, memfitnah orang yang membawa kita ke dalam masalah tersebut, atau justru hanya duduk terdiam dengan penuh ketakutan?
Kita perlu belajar untuk menjadi seperti murid-murid yang membangunkan Yesus sebagai satu-satunya harapan mereka. Yesus mungkin tidak akan langsung melepaskan kita dari masalah, tetapi kita akan diberkati ketika kita tahu bahwa Dia ada dalam perahu kehidupan kita. Dia selalu ada bersama kita, dan kapan pun badai atau gelombang mengamuk kita dapat tenang. Dia menawarkan ketenangan dan kedamaian itu saat berkata, “Diam! Tenanglah!”
Jadi, di dalam pelayaran ini, yakinlah bahwa Yesus ada bersama-sama dengan kita dalam perahu ini. Di tengah badai dan gelombang besar sekalipun, izinkan Dia memenuhi hati dan pikiran kita dengan damai sejahtera dan sukacita. Jadikanlah Dia sosok pertama yang kita hampiri dan bangunkan.
sumber gambar : blogspot