Mengapa Yesus Harus Mati
Mengapa Yesus harus mati di salib? Mengapa Yesus harus mati dengan cara yang begitu mengenaskan? Memangnya Allah tidak bisa memberikan keselamatan tanpa Yesus harus mati? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mungkin sering kita dengarkan atau lihat di forum-forum atau artikel tentang Iman Kristen. Kalau pertanyaan serupa ditujukan kepada teman-teman, bagaimana teman-teman menjawabnya?
Pada artikel kali ini saya ingin membagikan jawaban dari pertanyaan Mengapa Yesus harus mati. Sebelumnya mari kita baca ilustrasi singkat di bawah ini.
Pada tanggal 2 Oktober 1954, Letnan Satu James O. Conway lepas landas dari bandara di Boston mengemudikan pesawat yang membawa banyak amunisi dan persenjataan. Ketika berada di udara, tiba-tiba pesawatnya kehilangan kendali di atas teluk. Conway menghadapi pilihan amat sulit : melompat dari pesawat untuk menyelamatkan dirinya sendiri, atau menjatuhkan pesawat di teluk yang menyebabkan kematian bagi dirinya.
Bila ia melompat, pesawat mungkin akan menuju ke pemukiman banyak orang. Tapi yang menakjubkan, Conway memilih untuk menjatuhkan pesawat di teluk. Dia mengorbankan nyawanya demi keselamatan banyak orang.
Kita selalu merasa kagum ketika mendengar atau melihat kisah pengorbanan seseorang bagi orang lain. Di Jepang, baru-baru ini seorang wanita 40-an tahun juga meninggal ditabrak kereta karena menyelamatkan orang tua yang terjatuh di atas rel. Ketika melihat orang tua itu tergeletak di atas rel, walau palang pintu kereta sudah ditutup, tanpa pikir panjang wanita itu keluar dari mobil menuju ke rel dan menggeser orangtua itu dari atas rel. Tapi malang, dia sendiri tidak bisa menyelamatkan diri dari kereta yang saat itu melaju kencang.
Banyak orang yang hingga kini datang menjenguk ke pinggir pintu perlintasan kereta dan memberikan karangan bunga. Mereka turun merasakan kepedihan mendalam akibat pengorbanan sang wanita itu. Siapapun yang melihat berita ini di TV, selalu berkata kanashii (sangat menyedihkan).
Kerelaan untuk mengorbankan diri untuk orang lain adalah tindakan paling mulia. Pernahkah teman-teman berpikir mengapa kita bisa melakukannya? Mengapa kita bisa mengorbankan diri untuk orang lain? Mengapa kita sedih ketika tahu ada orang yang berkorban demi orang lain? Itu adalah karena kita telah melihat dan mendengar sebuah kisah dahsyat tentang seseorang yang rela mati untuk orang lain. Sebuah kisah yang amat menyedihkan, yang terjadi 2000 tahun yang lalu. Kisah yang bahkan hingga kini masih membekas dan teriris dalam sejarah manusia. Kisah itu adalah kisah pengorbanan Yesus yang mati di salib.
Mengapa Yesus harus mati disalibkan?
Kembali ke pertanyaan semula. Jadi, mengapa Yesus harus mati? Kita bisa tahu jawabannya sekarang. Yesus mati bukan karena Dia lemah, bukan karena Dia tidak berdaya. Yesus harus mati demi menggenapkan seluruh rencana penyelamatan Allah. Yesus harus mati menunjukkan kuasa Allah sempurna dalam hidup. Yesus harus mati menunjukkan betapa jahat dan kejamnya dosa itu. Dan, Yesus harus mati membuktikan kasih Allah yang luar biasa besar bagi kita semua. Melalui kematian-Nya itu, Yesus mengaruniakan pengampunan dosa dan hidup yang kekal bagi orang yang percaya kepada-Nya. Sehingga tuntutan kesucian/keadilan dan kasih Allah terpenuhi secara harmonis.
Kalau teman-teman merasa sedih atau terharu ketika tahu ada seseorang yang mengorbankan diri bagi orang lain, itu adalah bukti teman-teman merasakan kasih Yesus. Dan, sayang sekali kalau teman-teman menolak dan menyangkal kasih itu.
sumber gambar : Asahi Shinbun, video Youtube (dalam bahasa Jepang), NY Daily News (dalam bahasa Inggris)
1 thoughts on “Mengapa Yesus Harus Mati”