Mengasihi Allah dengan Sepenuh Hati
Ada satu pertanyaan yang dulu terus terpikirkan oleh saya. Pertanyaannya adalah: “Tuhan Allah adalah Maha Mengetahui, tahu segala sesuatu, baik yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi. Kalau Tuhan Allah tahu bahwa nantinya manusia yang diciptakan-Nya akan makan buah yang ada di tengah Taman Eden, lalu mengapa Tuhan Allah meletakkan pohon itu di sana?”
Teman saya sewaktu SMA, Santo Freddy, mungkin juga memikirkan hal yang sama dengan saya. Sewaktu retreat SMA saat kami kelas 2SMA, Santo menanyakan hal tersebut kepada pembicara sesi retreat. Pembicara itu kemudian menjelaskan bahwa itu semua adalah rencana Allah kepada manusia. Tapi, karena keterbatasan manusia sebagai ciptaan Allah, maka manusia tidak bisa sepenuhnya memahami dan mengerti itu semua. Manusia adalah terbatas, sedangkan Allah tidak terbatas. Tapi, saya masih kurang puas dengan jawaban tersebut. Pasti ada alasan yang bisa dimengerti mengapa Allah meletakkan pohon itu di tengah Taman Eden.
Mengasihi Allah dengan Sepenuh Hati
Akhirnya saya mendapatkan jawaban tersebut. Beberapa hari yang lalu, dalam program Hari Ini Hari-Nya Tuhan Bagian yang ke-8, dalam pembahasan mengenai dosa, saya mendapatkan ide mengenai jawaban pertanyaan itu. Alasan Allah meletakkan pohon yang membuat manusia jatuh ke dalam dosa adalah semata-mata memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih yang baik atau jahat. Tuhan Allah tidak mau manusia hanya seperti robot yang akan selalu menuruti sang penciptanya, karena hanya satu itu tujuan robot diciptakan. Oleh karena itu, saat Tuhan Allah menciptakan manusia, Dia juga mengaruniakan hati nurani untuk memilah mana yang baik dan jahat, mana yang sesuai dengan Firman Tuhan dan mana yang tidak. Saat Tuhan Allah memberikan batasan dan berfirman pada manusia, hati nurani itu terisi oleh Firman Allah. Manusia mengetahui Firman Allah dan yang bukan Firman Allah. Tapi sayangnya, manusia akhirnya memilih yang bukan Firman Tuhan, dan melakukan yang jahat itu.
Dengan meletakkan pohon di tengah Taman Eden, Tuhan Allah menginginkan manusia mengasihi-Nya dengan sepenuh hati. Walaupun manusia tahu ada pilihan lain di luar Allah sendiri, namun Tuhan ingin agar manusia meninggalkan semua pilihan itu dan kemudian memilih Allah sebagai satu-satunya pribadi yang berkuasa dan berdaulat dalam hidupnya. Tuhan Allah menginginkan manusia mengasihi-Nya dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap kekuatan, dan segenap akal budi.
Mengasihi Allah dengan sepenuh hati, itulah tujuan manusia diciptakan.