Mengenal Allah yang Benar
Pada artikel sebelumnya, saya telah membahas mengenai “Apakah Semua Agama itu Benar”. Karena artikel ini berhubungan erat dengan artikel di atas, bagi teman-teman yang belum membacanya, bisa membacanya di sini. Silahkan membaca teman-teman!
Nah, sekarang masuk ke pembahasan kita kali ini. Di artikel di atas, saya mengatakan bahwa indikator agama benar atau tidak adalah pada iman kepercayaannya. Kalau iman kepercayaannya salah, otomatis agama tersebut menjadi salah bukan? Sebaliknya kalau iman kepercayaannya benar, agama tersebut pun benar.
Pada artikel kali ini, saya tidak bermaksud mengatakan: agama A, B, C, D itu semua salah, hanya agama E yang benar. Saya tidak bermaksud membahas hal demikian. Sebab perihal seperti itu tidak patut dimutlakkan. Mungkin menurut saya agama E benar, tapi bisa saja teman yang lain berkata tidak. Teman lain boleh saja berkata agama C yang benar. Hak itu ada pada teman-teman dan saya, saya tidak bisa mengganggu pendapat teman-teman.
Yang saya ingin tegaskan dalam artikel kali ini adalah pentingnya beriman atau mempercayai pada Allah yang benar. Teman-teman boleh saja memiliki iman percaya kepada Allah yang dianggap benar, tapi apakah Allah itu sesungguhnya adalah benar? Kalau sulit memahaminya, teman-teman bisa membaca pertanyaan saya tadi sekali lagi dengan perlahan-lahan.
Mengenal Allah yang Benar
Kepercayaan kita kepada Allah harus didasari oleh pengetahuan yang benar. Orang bisa saja percaya mati kepada sesuatu. Tapi kalau sesuatu itu salah, sia-sialah kepercayaannya. Misalnya saja andaikan ada seseorang yang akan terbang ke Medan. Ia mendapat informasi bahwa pesawat yang ke Medan melalui pintu nomor 10. Meskipun ia yakin bahwa informasi itu benar, kalau ia melangkah ke pintu nomor 9, dia tetap akan tersesat dan ketinggalan pesawat. Keyakinan itu perlu, tapi pengetahuan yang benar juga mutlak diperlukan.
Teman-teman boleh saja memiliki iman percaya kepada Allah yang dianggap benar, tapi apakah Allah yang benar?
Tidak cukup percaya bahwa Allah itu ada. Teman-teman harus percaya pada Allah yang ada.
Tidak cukup percaya bahwa Allah itu benar. Teman-teman harus percaya pada Allah yang benar.
Jadi siapa Allah yang benar? Sepanjang sejarah, hanya ada satu pribadi yang berani berkata bahwa Dia adalah kebenaran. Dia tidak berkata lakukanlah ini dan itu supaya jadi benar. Dia tidak berkata ikutilah ini dan itu supaya jadi benar. Dia tidak berkata ini benar dan itu salah, ini halal itu haram.
Dia berkata bahwa Dialah kebenaran itu. Dia kebenaran itu. Kalau Dia adalah kebenaran, mustahil Dia salah atau sesat bukan?
Siapakah Dia? Siapakah Dia yang berani berkata seperti itu? Dialah Yesus. Yesus mengatakan bahwa Dia adalah jalan dan kebenaran dan hidup (Yohanes 14:6).
Yesus adalah Allah. Yesus adalah kebenaran. Jadi hanya Dialah Allah yang benar. Tapi ada konsekuensi logisnya. Karena agama lain tidak mengakui Yesus, yang adalah kebenaran, otomatis agama itu kehilangan pokok “kebenarannya” bukan?
Kita tahu bahwa Anak Allah sudah datang dan sudah memberikan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Allah yang benar. Kita hidup bersatu dengan Allah yang benar dan hidup bersatu dengan Anak-Nya Yesus Kristus. Inilah Allah yang benar, dan inilah hidup sejati dan kekal.
(1 Yohanes 5:20, BIS 1985)
Bahan Bacaan: Yesus: Tokoh Terbesar oleh Charles R. Swindoll
Sumber gambar : blogspot