Mengenal Allah yang Esa
Apakah maksud Allah yang esa? Apakah ada hubungannya dengan Pancasila sila yang pertama yakni Ketuhanan yang Maha Esa? Pertanyaan seperti ini yang sering muncul dalam pikiran saya mengenai sosok Allah. Ketika kita berkata Allah yang esa, seperti apakah keesaan Allah? Mananya yang esa?
Lewat serangkaian pencarian literatur dan mendengarkan khotbah di Gereja GIII Tokyo, ijinkan saya merangkumnya bagi teman-teman semua. Dan semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.
Allah yang Esa
Ketika kita berkata Allah yang esa, maka secara tidak langsung kita menunjuk pada dua makna keesaan Allah. Yang pertama adalah, tidak ada yang lain selain Allah, tidak ada yang melebihinya. Makna yang kedua ialah, tidak ada pribadi yang sama seperti Allah, baik kemahakuasaan-Nya, rencana-Nya, dan karya-Nya. Kalau bisa disimpulkan Allah yang esa adalah Allah yang Maha dan Allah yang Kudus (tidak serupa dengan yang lainnya).
Alkitab sendiri sejak awal hingga akhir konsisten dengan hal ini. Satu bagian di Alkitab yakni Yesaya 44-46 khusus membahas sifat Allah yang esa ini. Allah berfirman bahwa Dialah satu-satunya Allah dan tidak ada allah lain kepada Bangsa Israel. Tidak hanya itu, Allah juga memperkenalkan diri-Nya kepada umat. Dia berfirman dan menjelaskan sifat-sifat-Nya dalam bahasa dan cara yang dimengerti umat.
Mari kita melihat apa yang difirmankan Allah tentang Allah yang esa.
1. Allah yang esa ialah Allah yang kekal
Dalam Yesaya 44:6 dikatakan demikian, “Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku.”
Kita bisa mendengar firman Allah melalui firman-Nya tadi. Tapi Allah tidak hanya berfirman, jika kita memperhatikan pasal-pasal berikutnya kita dapat melihat bahwa Allah sungguhlah Allah yang kekal. Allah telah lebih dahulu menyampaikan firman-Nya lewat Yesaya yang berkata bahwa kerajaan Yehuda akan dihancurkan dan dibuang ke Babel. Di bagian berikutnya kita melihat bahwa Allah menyatakan bahwa bangsa Yehuda akan kembali dari pembuangan setelah 70 tahun (Yesaya 45). Dari sini kita bisa melihat bahwa Allah sungguh memahami dan bekerja sesuai rencana-Nya yang kekal. Rencana yang telah ada sejak dulu hingga masa yang akan datang.
2. Allah yang esa ialah Allah pencipta segalanya
Yesaya 44:24-28 menyatakan Allah yang esa dan hanya Dialah yang menciptakan segala-galanya. Sebelum kita menyadari Allah sang Pencipta, sebelum kita dilahirkan di dunia ini, Allah telah menciptakan segalanya. Allah yang memberikan perkataan kepada para nabi dan menyampaikan keputusan dan perintah-perintah-Nya.
Kesadaran akan Allah yang esa membawa kita pada 2 hakikat Allah. Pertama, karena Allah yang esa adalah pencipta segalanya, maka Allah telah merancangkan seluruh isi dunia hingga pada hari ini, jam ini, dan detik ini. Itu berarti tidak ada hal diluar rencana Allah, tidak ada di luar kendali Allah yang esa. Apakah itu hal baik atau hal buruk sekalipun, semuanya ada dalam rencana Allah yang esa. Allah yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini (Yesaya 45:7).
Kedua, karena Allah yang esa ialah Allah pencipta segalanya, maka keberadaan saya di dunia ini sepenuhnya adalah anugerah dan rencana Allah. Saya sadar tanpa kebaikan dan rencana Allah, saya tidak lahir, tidak ada sebagaimana saya ada sekarang. Kesadaran inilah yang harusnya menuntun kita mencari Allah yang esa, sang pencipta diri. Kehidupan saya sekarang bukanlah milik saya, melainkan milik Allah yang esa seluruhnya.
Jika hidup ini senang dan sukacita, semuanya adalah milik Allah. Jika ada kesulitan, kepedihan, kesengsaraan menerpa, syukur kepada Allah. Sebab Allah yang esa, dialah pencipta dan pengatur segalanya dalam hidup ini.
3. Allah yang esa ialah Allah yang menyelamatkan
Allah yang esa, Dialah Allah Juruselamat. Dalam Yesaya 45:21-22 dikatakan, “Tidak ada yang lain,tidak ada Allah selain dari pada-Ku! Allah yang adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku! Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain.”
Allah berfirman kepada seluruh bangsa-bangsa di dunia. Ini berarti Allah yang esa tidak hanya Allah yang menyelamatkan orang Israel saja, namun juga seluruh bangsa di dunia, tak terkecuali. Paulus beberapa ratus tahun kemudian menuliskan hal serupa kepada jemaat di Roma, “Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-sangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain!” (Roma 3:29).
Karena Allah yang esa ialah Sang Juruselamat, maka jalan keselamatan hanyalah melalui Allah. Tidak ada cara lain yang bisa menyelamatkan kita, kecuali dari pada melalui Allah.
“Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah Para Rasul 4:12)
Respon terhadap Allah yang Esa
Setelah memahami maksud Allah yang esa, apa implikasinya dalam kehidupan kita? Alkitab dalam kitab Bilangan 6:4-5 menjelaskan kepada kita apa yang mesti kita lakukan.
“Dengarlah hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.”
Allah yang esa. Hanya Dialah yang pantas dipercayai. Hanya Dia yang pantas disembah dan dipuji. Hanya Dia yang bisa dipercaya, tidak yang lain. Karena itulah, Allah menuntut kasih segenap hati, jiwa, dan kekuatan.
Karena Allah yang esa, maka kita yakin percaya segala firman-Nya dan perintah-Nya. Karena Allah adalah esa, kita percaya jalan keselamatan, sumber sukacita dan damai sejahtera hanyalah di dalam Allah. Karena yakin Allah yang esa, kita yakin segala sesuatu baik dan buruk sekalipun berada dalam rencana-Nya yang mulia. Dan, karena Allah adalah esa, kita wajib mengasihi dan menghormati-Nya segenap hati.
Sumber gambar : parkingspace23.com
1 thoughts on “Mengenal Allah yang Esa”