Mengingat kembali Orang yang Telah Meninggal
Sebab tidak ada seorang pun di antara kita hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati kita adalah milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. (Roma 14:7-9).
Ini mungkin adalah perayaan Tutup Tahun Gerejawi terakhir yang saya ikuti di HKBP Bandung. Sebuah pengalaman yang indah dapat bertumbuh bersama di gereja ini, mengenal banyak teman dan orang-orang yang baru selama saya bergereja di sini. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Tutup Tahun Gerejawi ini diadakan seminggu sebelum Minggu Adven yang pertama. Di momen kali ini, kita sama-sama mengingat kembali orang yang telah meninggal. Di HKBP, acara tutup tahun digunakan untuk mengenang kembali saudara kita yang telah pergi mendahului kita.
Dengan mengenang atau mengingat saudara kita yang terlebih dahulu menginggalkan kita, kita diajak untuk menyadari bahwa kita adalah orang berdosa yang seharusnya meminta pengampunan dosa dari Tuhan. Hidup ini sangat singkat. Kita tidak lama berada dalam dunia ini, sebab hidup ini sama saja dengan rumput yang sekarang segar kemudian sebentar lagi layu dan kering, atau seperti bunga di ladang yang sekarang mekar, lalu layu dan jatuh ke tanah. Kita harus selalu berserah dan mengandalkan Tuhan di dalam kehidupan kita.
Saya juga mengingat kembali orang dan saudara yang sudah mendahului saya. Ada Tulang Jio, ada Bapatua Lina, ada Namboru Neli, Bang Erik, Bang Edwin, dan masih banyak lagi. Kehidupan ini terasa begitu singkat saat orang-orang yang kita kenal mulai meninggalkan kita. Tetapi saya bersyukur mengingat bahwa Allah telah terlebih dahulu mati dan bangkit untuk menyediakan tempat bagi kami di Sorga kelak.
Sai masipaidaan do na porsea i. Dung sahat be langkana,
tu hasonangan i, tu hasonangan i, tu hasonangan i.
Sai masipaidaan ma hita on muse. di lambung ni Tuhanta,
dung monang hita be, dung monang hita be, dung monang hita be.
Selamat sampai jumpa, hai kawan seiman, di sisi Allah Bapa
Di rumah yang baka, di rumah yang baka, di rumah yang baka.
Selamat sampai jumpa, hai kawan seiman, di sisi Allah Bapa
Sesudah berjaya, sesudah berjaya, sesudah berjaya.
(BE dan KJ HKBP 347:1,3)