Natal: Ketika Allah Melawat Umat-Nya
“Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya.” (Lukas 1:68)
Kalimat di atas adalah perkataan dari pujian Zakaria setelah kelahiran putra satu-satunya yaitu Yohanes yang kelak dikenal sebagai Yohanes Pembaptis. Sewaktu itu, Zakaria bisu alias tidak dapat berbicara. Setelah anaknya lahir dan ia menamainya Yohanes, Ia menjadi bisa bicara! Ia bersyukur kepada Allah.
Ketika Allah Melawat Umat-Nya
Melawat. Bukan kata yang asing bagi kita semua. Melawat identik dengan kunjungan: baik itu ke rumah sakit, penjara, atau gereja. Namun, kata “melawat” ini ternyata muncul dalam sebuah kalimat puji-pujian. Kalau kita menilik kata aslinya, melawat berasal dari kata “episkeptomai” yang berarti berkunjung dan memberi pertolongan.
Tidak sekadar berkunjung atau menjenguk, tetapi menolong atau memberi pertolongan. Kedatangan Kristus seperti ini: keadaan kita sudah “tidak dapat ditolong lagi” sudah hopeless karena begitu buruk karena dosa dan pelanggaran. Kita sudah hampir berhenti berharap, namun tenyata pertolongan datang! Mestinya sudah tamat, eeee, malah lolos dan selamat. Oleh karena itu, kita mengucapkan syukur dan puji-pujian. Allah telah melawat umat-Nya.
Allah melawat umat-Nya juga berarti Allah tidak melupakan kita. Ternyata Ia tidak melupakan umat-Nya. Ini sekaligus menjawab pertanyaan terbesar sepanjang zaman: Kalau benar Allah mahabaik, mengapa hidup begini buruk? Kalau benar ada Allah yang mahaadil, bagaimana mungkin ketidakadilan dan kesewang-wenangan dibiarkan? Lalu mengapa ada penderitaan? Why bad things happen to good people? (Pembahasan mengenai tema ini lebih rinci dituliskan dalam topik: Pembuktian Iman Kristiani dalam website ini).
Pertanyaan-pertanyaan di atas mungkin juga menjadi pertanyaan dalam relung hati kita. Bahkan ada beberapa orang yang telah mengambil keputusan untuk tidak mempercayai Allah karena hal ini. Allah memang mahabaik dan mahaadil, namun keadaaan dunia sekarang ini memberikan gambaran yang jelas, Allah mungkin telah melupakan umat-Nya.
Natal adalah ketika Allah melawat umat-Nya. Atau lebih benar, Allah mau melawat umat-Nya. Di sini Allah memakai logika yang sangat berkebalikan dengan logika kita.”Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” “Kandang” bukan istana atau rumah. “Bayi” bukan raja yang kuatdan penuh kuasa. “Palungan” dan bukan kamar yang megah.
Berkebalikan dengan logika bukan? Itulah rute atau jalan yang dipilih Allah untuk melawat umat-Nya. Ia melihat ke bawah. Ia merendahkan diri serendah-rendahnya. Ia mau bersolider. Allah mau menjadi manusia seperti kita. Allah mau datang untuk dapat berkomunikasi dengan kita: menyelamatkan kita.
Natal: Ketika Allah Melawat Umat-Nya
Itulah makna Natal. Bahwa Allah melawat umat-Nya. Lawatan Allah juga memberikan pertolongan kepada kita untuk dapat selamat dari dosa dan kesalahan kita. Natal juga mengingatkan kita untuk bisa “episkeptomai” saudara-saudara atau orang di sekitar kita. Ingat, bukan hanya berkunjung dan melihat saja, melainkan untuk datang dan memberikan pertolongan.
Selamat hari Natal. Karena Allah telah melawat kita, mari kita juga melawat orang lain. Mari kita menyatakan kasih Allah itu kepada sesama kita.
Sumber gambar : blogspot