Parheheon Ina-Selamat Hari Kartini
Parheheon hampir setiap tahun dirayakan di HKBP, di mana kategorial yang rutin menyelenggarakan Parheheon adalah kategorial sekolah minggu (anak), naposobulung (remaja dan pemuda-pemudi), ama (bapak), dan ina (ibu). Berbagai kegiatan diadakan dalam memperingati Parheheon, ada bentuk ibadah, lomba paduan suara, perlombaan dan pertandingan olahraga dan seni, aksi sosial kepada masyarakat sekitar, dan sebagainya. Tapi, apakah benar setiap orang yang ikut serta dalam Parheheon memahami apa atau makna Parheheon di HKBP?
Makna Parheheon
Baiklah saya akan melihatnya dari sisi jemaat HKBP atau orang yang menjadi anggota HKBP. Kata Parheheon diambil dari bahasa Batak yang kata dasarnya adalah “hehe”, yang berarti “bangkit”. Bangkit dari apa dan bangkit seperti apa? Pertanyaan inilah yang harus menjadi refleksi hidup bagi kita (HKBP) sekarang ini dalam memaknai Parheheon itu.
Apa itu bangkit? “Bangkit” memiliki beberapa makna, antara lain artinya bangun (hidup kembali), timbul atau terbit, mengangkat atau menaikkan, atau timbul keberanian. Jadi “bangkit” haruslah menunjukan suatu kemenangan, peningkatan, pembaharuan, dan keunggulan dari suatu usaha atau keadaan dan juga dari kekalahan hidup, kemalasan, keputus-asaan, kegagalan dan disorientasi. Bangkit juga berarti kita tidak lagi sama dengan kita yang sebelumnya. Tidak lagi berkubang dalam masalah dan keputusasaaan. Tidak lagi duduk termenung dan meratapi nasib.
Parheheon harus dapat membangun citra dan fakta yang terus diperbaharui, bahwa kita semua yang adalah anggota keluarga Allah seharusnya menjadi tulang punggung gereja yang setia dan mencintai Tuhan, Tidak hanya asal bergereja atau beribadah saja, namun hidup kita harus mencerminkan kesetiaan dan kecintaan kita kepada Tuhan. Bagi anak-anak, menjadi anak yang taat perintah orangtua dan rajin belajar untuk mengejar cita-cita. Untuk para remaja atau pemuda-pemudi, semangat untuk belajar sungguh-sungguh dan hidup berkenan kepada Tuhan. Jauhkan diri dari pergaulan yang kurang baik, dan belajar untuk hidup semakin setia kepada Tuhan. Sedangkan bagi para orangtua (ayah atau ibu), kita belajar untuk menjadi orangtua yang baik. Memenuhi kebutuhan anak-anak memang penting, namun komunikasi dan perhatian kepada anak tentulah lebih mereka butuhkan. Mereka membutuhkan sahabat dan teman yang mau berbagi kisah dan kelu kesah dalam pergumulan mereka. Orangtua juga hendaknya menjadi contoh bagi anak-anaknya dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesama.
Setiap tahun kita lihat bahwa parheheon di lingkungan gereja HKBP kita selalu identik dengan hal yang bersifat lomba, momen penggalangan dana, perayaan, dan lain sebagainya yang menelan biaya besar sehingga kadang makna dari parheheon sendiri menjadi kabur. Sesungguhnya makna parheheon sendiri sangat kuat sebagai momen untuk membangkitkan semangat dalam melayani, mempersatukan, menumbuhkan iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan Yesus.
Recommended for you
Baca Halaman Selanjutnya 1 2