Pelajaran dari Rajawali: Terbang Tinggi Melawan Angin
Saya percaya bahwa setiap kali sebuah peristiwa, perjumpaan, atau pengalaman akan selalu menyingkapkan sesuatu tentang jati diri saya yang sebenarnya. Bagian kita hanyalah menerimanya dan belajar darinya. Mari kita melihat dari tokoh Yusuf dalam Alkitab (baca di Kejadian 37-50). Yusuf mengalami pengalaman dan peristiwa hebat yang sebenarnya pantas membuat dia kecewa dan trauma kepada Tuhan. Ia sebenarnya dapat menjadi pahit hati.
Di usia tujuh belas, dia dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya sendiri. Ia dianggap sudah mati dalam keluarga besar mereka. Kisah kemudian berlanjut ketika seorang pejabat Mesir membeli Yusuf, namun ia difitnah oleh istri pejabat itu dengan tuduhan mencoba memperkosa dirinya hingga akhirnya Yusuf pun dimasukkan dalam penjara. Di penjara, ia dikhianati oleh teman yang telah dibantunya untuk dilepaskan dari penjara.
Pengalaman dan peristiwa itu tidak mengubah Yusuf menjadi orang traumatis dengan dendam atau kepahitan hati kepada Tuhan dan keluarganya. Jati dirinya sesungguhnya disingkapkan: seorang pria yang sesungguhnya mempercayai pemeliharaan Allah di setiap hidupnya. Ia tidak menjadi marah. Sebaliknya ia terus berserah kepada Allah dan diberkati oleh-Nya, dan akhirnya menyadari mengapa Allah mengizinkan setiap peristiwa buruk dalam hidupnya: untuk mempersiapkan dirinya pada posisi menyelamatkan keluarganya sendiri dari kelaparan di Kanaan. Ia tidak hanya menyelamatkan keluarganya, ia menyelamatkan Israel.
Recommended for you
Baca Halaman Selanjutnya 1 2