Pemberian Terindah
Jauh sebelum kita lahir dan bernapas, Pencipta kita telah membuktikan diri-Nya sebagai pemberi yang terbaik dengan memberikan apa pun lebih dari yang pernah dipikirkan dan didambakan manusia. Sekarang, Dia masih ingin memberikan apa yang diinginkan hati kita, “dan bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.” (Mazmur 37:4). Sebagai Bapa yang baik, Dialah sumber “setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna” (Yakobus 1:17)
Pemberian Terindah yakni Keselamatan
Ketika kita berkata bahwa “hal-hal terbaik dalam hidup itu kami peroleh dengan cuma-cuma,” kita sedang mengaku bahwa Allah yang memberikan hidup, sukacita, semangat, dan kekuatan dalam hidup ini. Ia menunjukkan bahwa tidak ada siapapun yang dapat memberikan pemberian yang lebih baik daripada yang diberikan-Nya.
Alkitab menyebut tentang suatu pemberian terindah yang penuh misteri dan nilainya jauh melebihi apa pun yang pernah kita terima. Ketika pemberian itu diterima, kita beroleh damai sejahtera, penerimaan, pengampunan, dan pengangkatan sebagai anak di dalam keluarga Allah. Juga hidup yang kekal bersama-Nya.
Namun, apakah pemberian Allah itu adalah upah karena kita telah menjalani hidup yang baik? Tidak, tidak sama sekali. Pemberian terindah itu disebut “karunia Allah”, “Sebab upah dosa adalah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus Tuhan kita” (Roma 6:23).
Tak Bisa Diusahakan Sendiri
Dalam hidup ini, kita sudah terbiasa bekerja keras untuk memperoleh rasa hormat, kepercayaan, dan jabatan. Namun, tidak demikian dengan keselamatan yang diberikan oleh Allah. Keselamatan tidak berasal dari balas jasa, tetapi dari belas kasihan; tidak dengan upaya tetapi dengan percaya; dan tidak diperoleh dengan usaha sendiri, tetapi dengan menerimanya. Paulus berkata, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2:8-9). Di dalam suratnya yang lain, “Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan tetapi karena rahmat-Nya.” (Titus 3:5)