Perbedaan Kristen dengan Agama Lainnya-Pokok Iman
Dalam artikel ini kita akan coba lebih mendalami iman Kristen, yaitu iman yang percaya pada Yesus yang mati untuk mengampuni seluruh dosa manusia. Saya sangat menganjurkan teman-teman untuk membacanya pelan-pelan dan memahaminya. Selain bisa menambah pengetahuan, kita juga bisa mendapatkan ide baru untuk menjelaskan perihal keselamatan kepada teman-teman lain yang belum percaya. Silahkan membaca.
Allah yang dipercaya oleh orang Kristen berbeda dengan illah-illah lain di dunia. Tidak seperti illah lain, yang hanya ingin dipuji, disembah, dan diberikan sajian persembahan, Allah adalah kasih. Allah yang mencintai dan ingin dicintai. Sampai di sini teman-teman mungkin berkata, “Ah yang seperti itu mah saya sudah tahu,” Tunggu teman-teman, silahkan melanjutkan membacanya.
Pokok Iman Kristen 1 : Dosa
Allah adalah kasih. Amin, kita mensyukurinya. Tapi tahukah teman-teman ada konsekuensi lain di balik sifat Allah itu? Karena Allah adalah kasih, Allah membenci segala sesuatu yang merusak kasih. Makanya Allah membenci dosa.
Pada dasarnya, dosa adalah berpusat pada diri sendiri. Seorang teman berkata bahwa dosa, SIN dalam bahasa Inggris adalah saat “I” ada di tengah. Dosa adalah saat dimana saya memprioritaskan diri sendiri, saat saya egois. Egois itulah yang merusak hubungan, merusak kasih. Lebih lanjut, dalam Alkitab disebutkan bahwa kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri (1 Korintus 13:5). Sebaliknya keegoisan adalah bagaimana agar saya bisa untung.
Karena dosa merusak kasih, Allah sangat membenci dosa. Dosa juga merusak hubungan, hubungan antara Allah dan manusia. Manusia jadi jauh terpisah dengan Allah. Allah menjadi sosok Pribadi yang tidak bisa terjangkau, tidak bisa didekati dan ditemui. Inilah masalah terbesar dalam hidup manusia. Inilah juga yang membedakan iman Kristen dengan agama lainnya di dunia.
Allah menjadi sosok yang jauh dan tidak dikenal. Makanya manusia dalam segala keterbatasannya membentuk agama-agama, berupaya mencari kebenaran tentang sosok Allah. Tapi rupanya karena keterbatasannya inilah, manusia melihat sosok Allah samar-samar.