Proses Allah Mengampuni Manusia
Dalam bukunya The Art of Forgiving, Lewis Smedes menggambarkan dengan lugas proses Allah mengampuni manusia step–by–step.
Bagaimana Allah Mengampuni Manusia?
Yang pertama, Allah turun ke dalam dunia dalam rupa seorang manusia. Dia mau menjadi sama dengan manusia, merasakan apa yang dialami manusia. Dia merasakan lapar, haus, lelah, marah, takut, dikhianati. Seperti yang tertulis dalam Ibrani 4:15,
“Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”
Dan dengan menjadi manusia juga, Allah dapat mengajarkan tentang kasih yang tulus, seperti kasih Allah kepada manusia. Kasih yang ditunjukkan Allah dengan perbuatan nyata melenyapkan semua halangan yaitu dendam dan amarah akibat dosa. Dengan kasih yang terpancar tiada habis, Allah membersihkan luka-luka hati, kotoran dalam hati akibat dosa.
Yang kedua, Yesus menanggung segala hukuman dosa. Yesus menanggung segala hukuman dan konsekuensi dosa yang seharusnya ditanggung manusia. Seperti yang tertulis dalam 2 Korintus 5:21, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” Yesus menjadi korban untuk membuktikan begitu besarnya kasih Allah bagi dunia. Biarpun Allah mengasihi dunia, namun tidak serta-merta manusia dapat mendekat kepada Allah. Allah adalah suci dan kudus, tidak mungkin bisa bersatu dengan manusia yang cemar dan berdosa. Untuk itu, diperlukanlah suatu pengudusan. Manusia berdosa dikuduskan lewat kematian Yesus sebagai korban pengudusan. Dan hanya karena kematian Yesus sajalah, manusia disucikan dan kini bisa menghadap kepada takhta Allah Bapa.
Yang ketiga, Yesus mendamaikan hubungan antara Allah dan manusia. Karena dosa, hubungan Allah dan manusia menjadi sangat jauh. Tapi salib Yesus Kristus menjadi jembatan penghubung antara Allah dengan manusia. Tabir Bait Suci yang menutupi Ruang Maha Kudus di Bait Suci menjadi bukti jauhnya hubungan Allah-manusia. Tidak sembarangan orang, hanya imam agung saja yang diperbolehkan masuk ke Ruang Maha Kudus itu, yang lain tidak. Tapi saat Yesus mati, tabir itu terbelah dua dari atas sampai ke bawah (Markus 15:38). Bukti bahwa tidak ada lagi pembatas hubungan Allah dan manusia. Kini manusia bisa datang kepada Allah kapanpun, di manapun, tanpa ada rasa takut akan murka Allah. Inilah proses Allah mengampuni kita.
Maukah teman-teman mempercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat?
Sumber Gambar : BlogSpot