Taurat dan Injil
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”
Matius 5: 17
Banyak orang yang sepertinya salah dalam memahami hukum Taurat dan Injil. Hukum Taurat dan perintah Tuhan Yesus (Injil) seringkali dibandingkan dan malah dipertentangkan. Dalam tulisan ini, saya ingin sedikit menulis mengenai hukum Taurat dan Injil.
Hubungan Taurat dan Injil
Hukum Taurat itu adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar, dan baik (Roma 7:12), dan merupakan anugerah Allah bagi manusia. Namun, hukum Taurat tidak dapat menjadi alat pembersih segala dosa manusia. Karena keselamatan Hukum Taurat berisi mengenai perintah-perintah Allah yang harus ditaati dan dilakukan oleh manusia dengan sepenuh hati. Apabila tidak dapat melakukannya sesuai dengan yang tertulis, itu berarti pelanggaran, tidak menaati Allah, atau dosa. Hukum Taurat adalah seperti cermin agar melaluinya manusia dapat mengenal dosa (Roma 7:7). Melalui hukum Taurat, kita sadar bahwa kita begitu kotor dan tak berdaya menyelamatkan diri sendiri (Roma 7: 18, 24). Hukum Taurat juga mengajar manusia untuk mengenal kebenaran, walaupun manusia kerap tidak mampu untuk melakukannya. Ketika ingin melakukan yang baik, malah justru yang jahat yang dilakukan (Rom 7: 15, 19). Samnpai pada akhirnya Paulus berteriak, “..aku ini manusia celaka” (Roma 7:24).
Dalam kesadaran bahwa kita semua adalah manusia celaka, yang hanya pantas menerima hukuman, sudah seharusnya kita meminta pertolongan Allah. Keberadaan hukum Taurat seharusnya menyadarkan manusia bahwa dalam manusia tidak dapat melakukan apa-apa tanpa pertolongan Allah dan membuat manusia berpaling kepada Allah. Meminta ampun, membuka diri untuk mengalami anugerah dan pengampunan dosa di dalam Kristus. (Roma 7:24-25) Inilah Injil itu: Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya. (Rom 1:16)
Bila kita percaya dan meminta pertolongan Allah, ada janji Allah kepada setiap manusia. Kita bukanlah manusia celaka lagi. Bukanlah manusia yang hanya pantas menerima hukuman. Tapi, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)
Akhirnya, Hukum Taurat dan Injil bukanlah suatu hal yang patut dibandingkan atau dipertentangkan. Keduanya berasal dari Allah, dan saling melengkapi dan membantu manusia memahami karya Allah atas keselamatan manusia.