Yesus Adalah Jalan
Setiap pemeluk agama di dunia selalu berdoa memohon jalan yang lurus dan benar. Pendiri Agama Budha, Sidharta Gautama melepaskan diri dari kehidupan dunia, menyepi, dan menenangkan diri kemudian memohon kepada Sang Mahakuasa untuk menunjukkan jalan yang lurus dan benar. Begitu juga umat Islam. Mereka mengucapkan lebih dari 17 kali sehari, ash-Shirathu al-Mustaqim, “Tunjukkanlah kami jalan yang lurus” dalam tiap doa dan solatnya. Setiap hari, tanpa henti, tanpa lelah, mereka berjuang, memohon, dan meminta kepada Allah Mahakuasa untuk menunjukkan jalan yang lurus dan benar.
Meskipun penuh dengan dosa dan pelanggaran, tidak bisa dipungkiri dalam hati kecilnya manusia selalu ingin kembali dan hidup di jalan yang benar. Dalam segala kelemahannya, manusia ingin sekali tetap berjalan dalam jalan yang lurus tidak bengkok-bengkok. Makanya manusia terus-menerus berdoa memohon Allah menunjukkan jalan yang lurus dan benar.
Tunjukkan jalan ya Allah! Tunjukkan jalan!
Tunjukkan jalan ya Allah! Tunjukkan jalan!
Tunjukkan jalan ya Allah! Tunjukkan jalan!
Tunjukkan jalan ya Allah! Tunjukkan jalan!
Tapi jalan yang mana?
Karena keberdosaannya, manusia tidak jarang justru tersesat dan makin dalam jatuh dalam dosa.
Tapi suatu hari ada seorang yang berkata, “…Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).
Eh siapa orang ini? Kenapa Dia berkata bahwa Dia adalah jalan?
Manusia biasa selalu minta untuk ditunjukkan jalan yang benar. Tapi orang ini, mengapa Dia berani berkata Dia adalah jalan? Dia pasti bukan manusia biasa.
Tahukah teman-teman siapakah orang di atas itu? Dia adalah Yesus, satu-satunya manusia yang pernah menyatakan bahwa diri-Nya adalah jalan.
Yesus adalah Jalan?
Dalam perkataan ini Yesus tidak menyatakan diri sebagai penunjuk jalan, melainkan sebagai jalan itu sendiri. Yesus juga tidak memberi pengarahan atau petunjuk arah untuk memilih jalan, melainkan memberi diri-Nya sendiri sebagai jalan untuk dilalui. Perhatikan kata ”melalui”. Hanya ada satu jalan, hanya satu, hanya melalui Yesus saja kita bisa berjalan lurus dan benar sampai ke tujuan. Tujuan atau ujung jalan itu jelas, yaitu ”datang kepada Bapa”.
“Akulah jalan…,” kata Yesus. Pernyataan itu gamblang, sehingga tidak perlu ada keterangan tambahan pada kata-katanya. Bukan jalan memutar, bukan jalan bengkok, jalan pintas, atau apapun. Pokoknya, Yesus adalah jalan dalam arti yang sesungguhnya, yaitu sebagai jalan yang bisa dilalui dari sini ke sana. Dari kita, manusia kepada Bapa. Sungguh Yesus adalah jalan.
Yesus adalah jalan itu. Yesuslah adalah jalan menuju kepada Allah Bapa. Adalah bodoh kalau kita terus-menerus berdoa minta jalan yang lurus, namun ketika jalan itu ditunjukkan, kita malah menolak jalan itu. Adalah bodoh kalau kita terus memohon kepada Allah menunjukkan jalan, namun ketika jalan itu ditunjukkan, kita menutup mata dan tidak mau mengikut-Nya.
Allah yang Maha Murah dan Maha Kuasa sudah menunjukkan jalan itu. Jalan lurus dan benar yang selalu teman-teman mohon dalam doa. Jalan itu adalah Yesus sendiri. Sekarang semuanya terserah teman-teman? Apakah teman-teman mau membuka mata, menapak dan mengikuti jaYesus adalah jalan atau menolak dan tetap tinggal?
2 thoughts on “Yesus Adalah Jalan”