Yesus Datang
Dunia masa kini sudah terbalik. Terbalik dalam hal apa? Dunia masih berputar pada porosnya kok? Kita juga masih berjalan di darat kok?
Terbalik. Mengapa saya katakan terbalik, karena dunia kini lebih mengutamakan aturan dan kewajiban agama, persis sama dengan yang dilakukan para orang Farisi dan Ahli Taurat semasa Yesus hidup.
Terbalik karena dunia kini kembali seperti masa dahulu. Kembali seperti masa dua ribu tahun lalu saat Yesus hidup di dunia.
Keadaan Saat Yesus Datang ke Dunia
Orang Farisi dan Ahli Taurat mengutamakan, menjebak dan menindas orang dengan aturan agama. Contohnya saja ada aturan tidak boleh makan ini dan itu. Kemudian aturan itu ditambah, tidak boleh menggunakan alat dari tanah liat dan sebagainya, mencuci alat makan harus dengan sabun ini dan itu, mencucinya harus menggunakan sarung tangan, mencucinya tidak boleh dicampur, dan sederet aturan-aturan lainnya. Kata mereka, semua aturan ini dibuat agar manusia menjadi “bersih”, bisa mendekat menghadap Allah. Kata mereka, semua aturan ini dibuat, agar Allah berkenan ditemui.
Tapi bukankah yang terjadi justru sebaliknya? Aturan yang dibuat kini tidak lagi berfungsi “mengatur” kehidupan umat, malah memberatkan. Untuk makan saja ada 1001 aturan, belum hal lain lagi, minum, menonton, mandi… Ah semuanya penuh aturan.
Aturan-aturan yang dibuat malah memberatkan manusia. Aturan bukannya membuat manusia bisa mendekat kepada Allah, malah membuat jurang lebar yang sulit diseberangi. Aturan yang seyogyanya membantu manusia, justru menindih, menekan manusia hingga keder dan terkapar.
Yesus Datang
Di saat itulah Yesus datang. Yesus datang menawarkan jalan keluar atas segala permasalahan itu. Yesus datang menawarkan jalan baru.
Yesus datang menawarkan solusi atas masalah klasik manusia. Di saat manusia berpikir Allah begitu jauh, begitu sulit dikunjungi, Yesus mengenalkan Pribadi Allah yang dekat dengan manusia. Di saat manusia berpikir begitu sulitnya menjumpai Allah akibat aturan-aturan agama, Yesus mengenalkan Pribadi Allah yang mudah ditemui. Yesus memberikan jalan keluar yang sama sekali baru. Jalan keluar yang sama sekali tidak terpikirkan oleh manusia.
Yesus datang dengan sebuah jalan keluar, yaitu memulihkan hubungan dan sistem yang rusak. Ia datang untuk mengutamakan kembali apa hal yang utama. Apa hal yang utama? Hal yang utama adalah mengasihi Allah. Yesus tidak datang ke bumi untuk mendirikan agama baru. Jadi salah kalau kita berkata Yesus mendirikan agama Kristen.
Aktivitas sekunder seperti ibadah, tata acara, aturan dan kebiasaan agama dimaksudkan untuk melayani aktivitas primer, yakni mengasihi Allah. Ketika mengasihi Allah menjadi yang primer dan utama, kewajiban dan kebiasaan agama menjadi hal yang menyenangkan, menjadi “beban” yang mudah ditanggung. Aktivitas sekunder dan aturan-aturan agama tidak lagi menindih, malah mendorong dan menarik kita untuk bisa semakin dekat dengan Allah.
Jadi salahlah bila pada masa kini kita malah kembali fokus kepada aturan-aturan agama. Fokus kepada kewajiban ini dan itu. Fokus kepada kebiasaan-kebiasaan agama. Karena nyatanya, hal-hal itu tidak pernah dan tidak akan pernah mendekatkan manusia kepada Allah.
Sebab memang, tidak ada yang namanya manusia mendekat kepada Allah. Hanya Allah sendiri yang datang mengunjungi kita. Allah mengulurkan tangan-Nya, mengajak kita mendekat.