Jesus yang Belum Kukenal – Kisah Kelahiran Yesus
Masih dalam seri Yesus yang Belum Kukenal, kita akan berbicara tentang kisah kelahiran Yesus.
Di dalam perjalanan ini, kadang saya merasa seperti seorang turis yang berjalan berkeliling di sekitar sebuah monumen yang begitu mengagumkan. Saya terkejut dan betul-betul tidak percaya. Saya berkeliling di monumen mengenai Yesus, dan melihat bagian-bagian yang begitu indah, ajaran-Nya, kisah hidup-Nya, semua mukjizat-Nya, begitu pula para pengikut-Nya. Saya mengaitkan semua bagian-bagian itu untuk semakin mengenal siapa Yesus yang mampu mengubah sejarah dunia ini.
Kisah Kelahiran Yesus
Natal, kisah kelahiran Yesus adalah sebuah karya yang dimulai dari kisah di mana Maria menerima kabar dari seorang malaikat. Gabriel nama malaikat itu yang menyampaikan sebuah kabar tidak biasa kepada perempuan muda yang begitu taat. Kabar yang membuat Maria seketika memiliki “masalah” dan “ketakutan” akan sebuah kenyataan. Malaikat itu menyampaikan bahwa melalui Maria, seorang Anak yang akan memimpin kerajaan yang abadi akan lahir dari rahimnya. Maria bergidik dan bingung menyadari bahwa dia masih seorang perawan.
Dalam Kitab Matius diceritakan kondisi dimana Yusuf telah berpikir untuk menceraikan Maria secara diam-diam hingga dia bertemu dengan seorang malaikat yang meyakinkan dirinya. Lukas menceritakan bagaimana Maria kemudian mengunjungi Elisabet, saudara sepupunya dan begitu bergembira mengetahui bahwa rencana Tuhan yang luar biasa juga terjadi dalam kehidupannya. Elisabet dan Maria sama-sama senang akan kabar ini. Keajaiban besar yang dinyatakan melalui kehidupan mereka berdua.
Dalam beberapa bulan berikutnya, kelahiran Yohanes dirayakan melalui sebuah acara pemberian nama sesuai dengan adat orang Yahudi. Kelak pada akhirnya, Yohanes akan menjadi pembuka jalan bagi kedatangan Yesus. Enam bulan berikutnya, Yesus dilahirkan di sebuah kandang hina di Betlehem.
C.S Lewis pernah menulis :”The whole thing narrow and narrows, until at last it comes down to a little point, small as the point of a spear–a Jewish girl at her prayers.” Yang berarti kurang lebih berarti, “Rencana ini semakin mendekat dan tajam hingga berakhir dalam sebuah point kecil, sebesar ujung tombak–sebuah doa wanita Ibrani”
Mari kita merenungkan lebih dalam mengenai kisah kelahiran Yesus ini. Ketika saya bisa merenungkan sejenak pergumulan apa yang dialami oleh Maria dan Yusuf saat itu. Apakah Maria terus mengingat perkataan malaikat mengenai kehamilannya? Apakah yang dirasakan Maria saat menunggu saat-saat anak pertamanya lahir? Apakah Joseph benar-benar telah yakin akan keputusannya? Apakah yang dia pikirkan ketika diperhadapkan pada kenyataan menjadi seorang ayah dari seorang Juruselamat?
Kita tidak mengetahui pasti mengenai kakek-nenek Tuhan Yesus. Apakah yang mereka rasakan? Apakah mereka juga menantikan kelahiran cucu pertama mereka ini? Atau apakah mereka juga sering mengunjungi Maria dan Yusuf di masa-masa penantian kelahiran anak pertama mereka?
Sembilan bulan telah dilewati. Sensus penduduk harus mereka lakukan menuju kota kelahiran Yusuf di Betlehem. Dan di sanalah Yesus dilahirkan. Di sebuah kandang domba yang kotor dan hina. Mungkin ia sendiri tidak tega melihat anaknya yang harus lahir di tempat macam itu.
Namun, saya dapat belajar bagaimana Maria berserah. Ia berserah seperti saat ia menerima kabar itu, “Sesungguhnya aku ini adalah seorang hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu” Saya belajar bahwa pekerjaan Tuhan selalu datang dengan dua sisi, kebahagiaan dan kesulitan yang besar. Dan bagaimana tanggapan Maria akan kedua hal itu? Ia adalah orang pertama yang menerima Yesus apapun kondisinya, apapun harga yang harus dia bayar.