Allah Hadir di Tengah-Tengah Keluarga (14): Air Terjun Janji
Tulisan kali ini masih di tanggal 30 Desember malam. Acara di lantai atas dan bawah telah usai. Mayoritas sudah tidur dan beristirahat. Maklum, perjalanan panjang hampir 8 jam dari Medan dan padatnya jadwal esok hari memaksa kami untuk mengistirahatkan badan ini. Malam itu saya tidur di bawah, beralaskan tikar dan bersama-sama dengan Tulang, Papa, dan Bapatua. Sebelum tidur, saya menyempatkan diri untuk membalas sebuah email dari seorang adik yang menanyakan perihal kegiatan yang akan kami adakan. Segera setelahnya, saya langsung berbaring dan mencoba memejamkan mata.
Malam ini, berbeda dengan malam-malam sebelumnya, saya sulit memejamkan mata apalagi tertidur. Udara dingin Lembah Bakara juga tidak mampu menidurkan saya. Saya bangun, dan kemudian berdoa. Sejenak, perjalanan tadi sore kembali melintas dalam pikiran saya. Pemandangan Lembah Bakara yang indah dan dapat saya saksikan secara langsung, kesenangan bertemu dengan saudara-saudara, dan kebahagiaan di tengah permainan UNO adalah berkat yang telah Tuhan berikan kepada saya. Sungguh indah. Saya bersyukur kepada-Nya malam itu. Dan akhirnya, saya dapat tertidur! yeay *\^^/*
Pagi sekitar jam 05.30, saya terbangun karena alarm handphone yang berbunyi. Keadaan rumah sudah ramai, ada yang memasak, ada yang mencuci peralatan masak dan makan yang dipakai semalam, dan sibuk membereskan pakaian. Pagi ini, saya berdoa bersama dengan mama mendoakan semua rangkaian acara yang akan diadakan di hari terakhir tahun 2012 ini.
Selepas sarapan, kami sekeluarga bersama dengan Keluarga Bapatua Friska dan Bapatua Mia menuju ke Air Terjun Janji. Tidak jauh dari rumah, air terjun ini menawarkan keindahan luar biasa di Lembah Bakara ini. Limpasan air yang jatuh dari tebing dengan ketinggian sekitar 60 meter adalah pemandangan yang luar biasa. Cipratan airnya hingga ke radius 25 meter membuat saya tidak dapat mengambil foto air terjun ini dari dekat. Dari mana asal air itu tidak ada yang mengetahui, namun yang pasti, debitnya selalu seperti itu sejak Mamatua Friska masih kecil. Hemmm… sekitar 45 tahun yang lalu? Wow!
Mandi bersama di air terjun ini menjadi kegiatan yang dilakukan selanjutnya. Jadi, aliran air dari air terjun itu dibendung sehingga membentuk sebuah kolam pemandian. Seperti Aek Sitio-tio kemarin, airnya sungguh jernih dan menyegarkan. Sungguh puas rasanya menikmati berkat Tuhan di tanah Bakara ini.
Kami telah kembali sekitar pukul 10.00 dan langsung bersiap-siap. Ibadah ucapan syukur Keluarga Banjarnahor akan segera diadakan. Melalui ibadah ini, kami sekeluarga ingin menyampaikan rasa syukur kami atas perlindungan dan penyertaan Tuhan sepanjang tahun ini. Ibadah berlangsung khidmat, dengan Bapatua Friska yang membawakan renungan singkat dari Mazmur 133 yang mengambil tema “Mensyukuri Persaudaraan yang Rukun sebagai Berkat Tuhan.”
Persaudaraan yang telah ada di dalam 15 keluarga di dalam ikatan darah Ompung Jiorutte ini harus disyukuri sebagai berkat Tuhan di dalam kehidupan masing-masing anggota keluarga. Berkat Tuhan ini tidak ternilai harganya. Selanjutnya, persaudaraan ini harus terus dipertahankan ke generasi berikutnya.