Allah Hadir di Tengah-Tengah Keluarga
Allah hadir di tengah-tengah keluarga. Ia begitu senang berada di tengah-tengah keluarga, setidaknya itulah yang saya rasakan pada beberapa hari kepulangan saya kembali ke Bekasi untuk menghadiri pernikahan Bang Hendra, saudara sepupu saya. Sejak hari Jumat malam bersama dengan keluarga Bapatua Holong Sinaga hingga pada hari Senin bersama dengan Bapatua Sihite, saya begitu menyadari dan merasakan betapa besarnya kasih Allah yang dicurahkan bagi kehidupan saya melalui keluarga, melalui orang-orang yang saya kasihi dan juga mengasihi saya.
Rasa-rasanya keluarga memegang peranan penting dari sebuah perjalanan panjang tiap-tiap orang di dunia ini. Keluarga memberi perhatian dan kasih sayang. Keluarga menuntun dan membimbing dalam menjalani hidup ini. Dan terakhir, keluarga turut senang di saat kita senang dan juga turut bersedih saat kita bersedih. Sungguh luar biasa bukan? Hubungan keluarga jauh melebihi hubungan sahabat, karena kita tidak hanya terikat dengan kasih Tuhan saja, melainkan sebuah kewajiban untuk saling mengasihi antara anggota keluarga.
Kisah Alkitab : Allah Hadir di Tengah-Tengah Keluarga
Begitu banyak kisah di dalam Alkitab, di mana Allah datang dan mewujudkan kasih dan berkat-Nya ke dalam satu keluarga. Keluarga Nuh yang diselamatkan dari murka Allah terhadap dunia–air bah. Mereka yang kemudian melanjutkan karya Allah di tengah-tengah dunia ini sebagai sebuah keluarga. Keluarga Yakub (Israel) yang saat itu harus pindah ke Mesir untuk menghindari wabah kelaparan. Karya Allah sungguh ajaib melalui Yusuf yang sudah menjadi pemimpin di Mesir. Kita juga mengetahui keluarga Elkana dan Hana. Allah memanggil Samuel, hakim terakhir Bangsa Israel dari kesetiaan Hana menunggu jawaban Allah atas doa-doanya. Kitab-kitab Mazmur dan Amsal juga banyak membahas pentingnya rasa saling menghormati dan mengasihi antar anggota keluarga. Bahkan Mazmur 133 yang terkenal itu juga memberikan sebuah gambaran tentang berkat Allah yang tercurah bagi keluarga yang hidup bersama dengan rukun. Yesus sendiri pun memulai pelayanan-Nya di tengah dunia dari sebuah keluarga baru–perkawinan di Kana–di mana Ia mengubah air menjadi anggur. Luar biasa bukan?
Itulah mengapa momen Pernikahan Bang Hendra ini saya sebutkan sebagai momen pemersatu keluarga Banjarnahor di pergantian tahun kemarin. Saya merasakan saat-saat inilah Tuhan ingin mencurahkan berkat-Nya bagi keluarga ini, keluarga saya. Saya menyaksikan bagaimana “excited”-nya saudara-saudara sepupu saya mempersiapkan baju yang akan dipakai. Mama, Nantulang, dan Tante juga begitu ingin mempersiapkan yang terbaik untuk acara ini. Wow, inilah berkat Tuhan yang sesungguhnya Ia ingin berikan. Sebuah persatuan dan kebersamaan yang tidak mungkin dapat dilupakan oleh setiap anggota keluarga–setidaknya itulah yang saya pikirkan.
Saya akan menutup bagian pembuka artikel ini, mengenai Allah Hadir di Tengah-Tengah Keluarga ini. Saya berjanji kepada diri saya sendiri untuk dapat kembali menceritakan semua hal yang telah saya alami sebagai refleksi pribadi saya mengenai “keluarga” yang telah Allah berikan kepada saya sebagai kado terindah di dalam hidup ini. Izinkan saya mengutip lagu, Allah Hadir Bagi Kita (Kidung Jemaat No.18), sebuah lagu yang kami nyanyikan bersama pada perayaan Ulang Tahun dan Syukuran Keluarga di Hari Minggu tanggal 26 Februari kemarin.
Allah hadir bagi kita dan hendak memberi berkat
Melimpahkan kuasa roh-Nya bagai hujan yang lebat.
Dengan Roh Kudus ya Tuhan, umat-Mu berkatilah
Baharui hati kami, o, curahkan kurnia
Allah hadir sungguh hadir di jemaat-Nya yang kudus
Biar kasih kurnia-Nya menyegarkan kita t’rus
Dengan Roh Kudus ya Tuhan, umat-Mu berkatilah
Baharui hati kami, o, curahkan kurnia