Allah Hadir di Tengah-Tengah Keluarga (20)
Lanjutan dariĀ Allah Hadir di Tengah-Tengah Keluarga (19)
Sudah lebih dari satu tahun tulisan mengenai Allah hadir di tengah-tengah keluarga. Terasa cepat bukan? Saya pun merasakan hal yang sama. Rasanya baru seperti kemarin ketika kami sama-sama pergi ke Bakara, kumpul bersama, berdoa dan mengucap syukur bersama, dan merayakan tahun baru 2013 di dalam Keluarga Besar Banjarnahor Op. Jiorutte.
Allah Hadir di Tengah-Tengah Keluarga Bagian ke-20
Tahun 2013 mungkin menjadi tahun yang paling sibuk dalam hidup saya: perkuliahan, bekerja sebagai engineer di sebuah perusahaan, pelayanan, dan juga mengerjakan beberapa proyek, masih ada juga kerja praktek dan tugas akhir. Waktu berjalan dengan begitu cepat dan membuat saya telah tiba di tanggal 23 Desember 2013, di hari terakhir ujian, saya kembali ke rumah. Kembali ke rumah setelah hampir empat bulan, sejak liburan Idul Fitri bulan Agustus kemarin.
Suasana rumah tidak banyak berubah. Ada beberapa kaleng kue yang dibeli oleh mama dan papa untuk menyambut tamu yang datang. Malam itu mama memasak telur buat saya. Wah, enak sekali, apalagi karena saya belum makan malam. Sekitar pukul 00.30 saya tidur. Tidur di kamar yang dulu saya tempati bersama dengan adik.
Hari-hari berlalu dengan cepat. Tanggal 24 Desember, kami pergi ke HKBP Jakasampurna untuk mengikuti ibadah Malam Natal. Gereja yang megah dan gemerlap pohon natal menyambut kedatangan saya kembali ke gereja itu setelah waktu yang cukup lama. Keesokan harinya, tanggal 25 Desember kami mengikuti ibadah Natal di gereja yang sama. Gereja penuh sekali, namun, saya bersyukur bahwa benar, momen kelahiran Tuhan Yesus (Natal), telah nyata mengubah hati dan pikiran orang-orang yang percaya kepada-Nya.
Siang harinya, bersama dengan Mamatua Lina, Kak Lina, Kak Henny, dan Cynthia, kami pergi ke Cileungsi, ke rumah Bapatua Ronald. Sejak kepergian Bapatua Lina tahun lalu, acara kumpul bersama di momen Natal atau Tahun Baru jadi berpindah ke rumah Bapatua Ronald. Kami banyak bertukar cerita sore hari itu. Saya juga sempat bertemu dengan keponakan (bere) yang ternyata sudah besar dan akan masuk ke sekolah.
Kami kemudian pulang kembali ke rumah Mamatua. Sekitar pukul 17.30 kami tiba dan sempat mengobrol sejenak bersama dengan Mamatua dan yang lain. Selepas itu, kami melanjutkan perjalanan ke rumah Tulang Palar yang tidak jauh. Wah, senang rasanya juga bisa bertemu dengan Tulang, Nantulang, Sarah, dan Alex. Kebetulan memang sedang liburan sekolah, jadi kami bisa banyak mengobrol dan menghabiskan waktu bersama. Ya, dua hari pertama sejak kepulangan saya dari Bandung, saya merasakan cinta kasih Tuhan Yesus melalui saudara-saudara yang saya miliki. Dan memang momen akhir tahun 2013 ini menjadi momen yang baik pula bagi kami untuk saling bertemu dan melepas rindu.