Allah Hadir di Tengah-Tengah Keluarga (25)-Christmas Carol
Kemarin adalah hari Natal kedua, atau hari sesudah hari Natal. Karena Natal jatuh pada hari Jumat, maka hari Natal kedua jatuh di hari sabtu. Di hari libur ini, mama bersama mamatua Friska sudah berjanji untuk berkumpul di tempat Tulang Iren. Memang, sudah menjadi kebiasaan di adat Batak, di acara-acara besar seperti Natal, Tahun Baru, ataupun Lebaran, untuk berkumpul bersama. Entah di rumah orangtua, atau seperti mama–di tempat abang laki-laki tertua–ketika orangtua sudah tiada.
Pagi hari sekitar jam 9 kami sudah berangkat menuju ke HKBP Kramat Jati. Tiba di sana, kami sempat berbincang-bincang bersama tentu tidak lupa mengucapkan selamat Natal kepada Bapatua, Mamatua, dan Kak Ika. Kak Ika sudah ada di rumah sejak malam Natal. Namun, Bang Agus, Bang Anto, dan Kak Nova tidak bergabung karena rencananya mereka akan bersama pergi ke Medan di awal tahun nanti. Kami berbincang-bincang sambil menunggu kedatangan Bang Reza dan Kak Lita yang juga mau ke tempat Tulang Iren.
Kami kemudian bersama-sama pergi ke tempat Tulang Iren, namun, Mamatua bersama Kak Lita ke Cililitan dahulu untuk mengambil panggang yang sudah dipesan. Di tempat Tulang Iren kami mengobrol bersama, merencanakan perjalanan hari itu, ke rumah Tulang Jio dilanjutkan ke rumah Tulang Palar. Oiya, Bang Niko juga sudah ada di rumah dari Singapura. Kami banyak bertukar cerita mengenai pekerjaan kami. Acara di tempat Tulang ditutup dengan makan bersama. Makan bersama sudah menjadi kebiasaan orang Batak untuk merayakan kebersamaan.
Christmas Carol: Mengunjungi Saudara
Papa memilih jalur Pasar Minggu terus hingga Margonda. Di Margonda, kami sempat berhenti sejenak untuk membeli kue di Majestyk. Mama dan Mamatua sempat bercerita bahwa kue bolu Majestyk adalah kue favorit Tulang Jio dulu. Inilah alasan mungkin mengapa mama atau mamatua suka selalu memilih untuk membeli kue di Majestyk ketimbang toko-toko kue lain. Ada memori bersama dengan Tulang Jio yang selalu dikenang. Setelah melalui perjalanan meliuk-liuk sekitar setengah jam, kami semua akhirnya tiba di Kuburan Tulang Jio di daerah Kalimulya Depok. Kuburan Tulang sudah banyak berubah (bandingkan dengan kunjungan kami di tahun 2014 kemarin di sini). Termasuk juga bapak yang menjaga kuburan itu ternyata sudah meninggal dan hanya menyisakan sang istri bersama dengan anaknya untuk menjaga kuburan ini.
Renungan kecil saat ziarah ke kuburan Tulang Jio saya tuliskan dalam renungan terpisah (silahkan baca di sini), sekedar untuk mengingatkan saya kembali akan kebaikan Tulang Jio, sekaligus mengingatkan juga bahwa kehidupan kita hanya sekali di dunia ini.
Di rumah ternyata hanya ada Sarah. Nantulang dan Alex sedang membeli buah. Oiya, Bapatua dan Mamatua Friska tidak ikut karena ada acara Natal Perempuan di gerejea, juga Bang Reza dan Kak Lita yang ikut mengantar. Malam itu, kami makan bersama sambil berbincang-bincang mengenai acara malam thaun baru dan Sarah yang akan masuk ke SMA. Jadilah malam itu, masing-masing memberikan nasihat agar Sarah rajin belajar dan bisa masuk SMA favorit di Jakarta.
Jam sudah menujukkan pukul 9 malam. kami akhirnya berpisah. Kak Ika ikut bersama dengan Tulang Iren. Sementara Papa, Mama, dan saya langsung menuju ke rumah. Hari yang panjang, bersama dengan keluarga mengadakan kunjungan ke saudara-saudara atau Christmas Carol, seperti yang dikatakan oleh Kak Iren. Sungguh indahnya hidup rukun bersaudara. Mari para pembaca semua yang masih memiliki saudara sepupu (baik dari ayah atau ibu, atau saudara jauh), kita jaga hubungan baik dan kerukunan di antara kita. karena saya rasakan, benar, ke situlah berkat Tuhan dan damai sejahtera dicurahkan.
Sumber gambar: kaisercraft